Tugu Binokasih Sumedang adalah sebuah monumen selamat datang ke Kota Sumedang dari arah Bandung.
Ini merupakan daerah Taman Endog bagian Jembatan Pasifik
Penampakan bagian atap Masjid Agung Sumedang.
Ini adalah penampakan bagian Bendungan Jatigede Sumedang.
Salah satu bagian dari Jatinangor Park Nasional Sumedang.
Sumedang - Salah satu ikhtiar umat Islam dalam menghadapi musim panas atau kekeringan dalam jangka waktu yang lama adalah dengan menunaikan sholat istisqa untuk memohon hujan. Sama seperti ibadah sholat lainnya, menunaikan sholat istisqa juga dianjurkan melafalkan niat terlebih dahulu.
Mengingat kekeringan yang melanda Sumedang khususnya dan Jawa Barat pada umumnya tahun 2023 ini kondisinya lebih buruk dibandingkan kemarau di tiga tahun terakhir maka pada hari ini Minggu, 22 Oktober 2023 DKM Al-Mu'minun melaksanakan sholat Istisqo' yg diikuti oleh masyarakat Perum Citramas. Sholat dimulai pukul 07.30 dilaksanakan di lapang Perum Citramas dimana sebagai imamnya adalah Bp. Ustadz Abdulrahman dan bertindak sebagai khotib adalah Bp. Moenif Albadar (ketua DKM Al-Mu'minun).
Menurut data dari BMKG, puncak kemarau terjadi sekitar Agustus-September, sementara puncak El Nino terjadi sekitar Oktober-November. Fenomena El Nino ini menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah di Sumedang, termasuk Waduk Jatigede Sumedang yg airnya sampai surut.
Sebagai umat muslim, kita dapat memanjatkan doa serta melakukan sholat istisqa untuk memohon hujan. Simak tata cara sholat istisqa dan niatnya untuk memohon hujan berikut ini.
Anjuran Sholat Istisqa
Dikutip dari situs Kemenag, sholat istisqa bermaksud untuk meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Sholat istisqa hukumnya sunnah muakkadah dan telah dilakukan sejak masa Rasulullah SAW.
فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن
Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rakaat bersama kita tanpa adzan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
Hadits riwayat Aisyah Ra menyampaikan pelaksanaan sholat istisqa adalah ketika matahari telah muncul di atas permukaan bumi, tepatnya siang hari. Menurut pendapat para ulama, sholat istisqa juga masih boleh dilakukan hingga sore hari.
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس
Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW melakukan sholat istisqa setelah matahari terbit di atas permukaan bumi, sebagaimana yang dilakukan dalam salat Idul Fitri atau Idul Adha.
Niat Sholat Istisqa
Dikutip dari situs Kemenag, sebelum memulai sholat istisqa, berikut niatnya.
أصلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى
Arab latin: Ushallii sunnatal istisqaa'i rak'ataini ma'muuman lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku menyengaja sholat sunnah meminta hujan dua rakaat sebagai makmum karena Allah SWT." (niat sebagai makmum)
Tata Cara Sholat Istisqa
Dikutip dari laman Jabar Nahdlatul Ulama dan Baznas, berikut tata cara sholat istisqa:
Sumedang — Secarik lembaran mushaf Alquran ditemukan warga Gaza di puing-puing bangunan Masjid Al Amin yang hancur di kota Gaza Palestina akibat serangan Israel.
وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
Artinya: “Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (QS as-Saffat ayat 173).
Mendapati ayat itu, warga dan pejuang Palestina pun makin percaya diri dan semangat untuk meraih kemerdekaannya dari penjajahan Israel. Terlepas dari konflik Palestina-Israel itu, apa maksud dari surat as-Saffat ayat 173 itu?
Ibnu Katsir dalam Tafsir Alquran al-Adzim atau dikenal dengan tafsir Ibnu Katsir memberikan penjelasan tentang ayat 173 surat as-Saffat dengan mengawali menjelaskan dua ayat sebelumnya yakni as-Saffat ayat 171 dan ayat 172. Dia enjelaskan bahwa kemenangan atau akhir yang baik itu pada akhirnya adalah milik para rasulNya dan kaumNya baik dunia maupun akhirat.
يقول تعالى: ولقد سبقت كلمتنا لعبادنا المرسلين . أى : تقدم فى الكتاب الأول أن العاقبة للرسل وأتباعهم في الدنيا والآخرة. كما قال تعالى: كتب الله لأغلبن أنا ورسلي إن الله قوي عزيز. (المجادلة:٢١). وقال تعالى: إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (غافر : ٥١)
Artinya: “Allah ta'ala berfirman, “Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi para rasul (As Saffat ayat 171). (Yakni, telah didahului dalam kitab yang awal ini bahwa hasil akhir yang baik itu untuk rasul dan para pengikutnya baik di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman Allah ta'ala: Allah telah menetapkan, pasti Aku dan para rasul-Ku akan menang. Sesungguhnya Allah itu Maha Kuat lagi Maha Perkasa (surat Al Mujaadilah ayat 21). Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (Lihat tafsir Qur'an al-Adzim karya Ibnu Katsir, cetakan Dar Thayyibah linnasyri wa Tauzi, Saudi, halaman Juz 7, halaman 45)
Imam Qurthubi dalam al-Jami' li Ahkam al-Quran wa al-Mubayyin Li Ma Tadhammanahu min as- Sunnah wa Ayi al-Furqon atau dikenal Tafsir Qurthubi menukilkan keterangan al-Farra bahwa yang dimaksud janji Allah SWT dalam ayat 171 surat as-Saffat adalah kebahagiaan.
Selain itu ada juga pendapat yang menjelaskan maksud kalimatuna pada ayat 171 surat itu adalah menetapkan kemenangan merujuk pada al-Mujaadilah ayat 21 sebagaimana dalam tafsir Ibnu Katsir di atas.
قوله تعالى: ولقد سبقت كلمتنا لعبادنا المرسلين . قال الفراء أي : بالسعادة. وقيل : أراد بالكلمة قوله عز وجل: كتب الله لأغلبن أنا ورسلى. (المجادلة : ٢١)
Artinya: “Allah berfirman, “Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi para rasul (QS as-Saffat ayat 171) al-Farra berkata, “Dengan kebahagiaan. Dan diaktakan para ulama: maksud dengan kalimat (kalimatuna) itu adalah firman Allah, “Allah telah menetapkan, pasti Aku dan para rasul-Ku akan menang.” (QS al-Mujaadilah ayat 21). (Lihat al-Jami' Li Ahkam al-Quran karya Imam Qurthubi cetakan Ar Risalah, Beirut, juz 18, halaman 116-117).
Kemudian dilanjutkan pada as-Saffat ayat 172 Allah SWTT memastikan bahwa rasul dan para pengikutnya pasti akan mendapat pertolongan mencapai kemenangan.
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pertolongan itu datang dari Allah kepada rasul dan para pengikutnya saat masih di dunia atau pun ketika di akhirat. Sedangkan orang kafir akan dibinasakan dan orang beriman diselamatkan.
قال تعالى: إنهم لهم المنصورون. أي: في الدنيا والآخرة ، كما تقدم بيان نصرتهم على قومهم ممن كذبهم وخالفهم، وكيف أهلك الله الكافرين ، ونجى عباده المؤمنين. -
Artinya: “Allah berfirman, Yaitu sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan (As-Saffat ayat 172). Yakni di dunia dan di akhirat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya tentang kemenangan para rasul terhadap kaum-kaum yang mendustakan dan menyalahi para rasul. Dan tentang bagaimana Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman.”
Menurut Imam Qurthubi mayoritas ulama sama dalam memaknainya:
قال تعالى: إنهم لهم المنصورون. أي: سبق الوعد بنصرهم بالحجة والغلبة.
Artinya: Allah berfirman: yaitu sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan (QS as Saffat ayat 172). Yakni, mereka telah dijanjikan sebelumnya dengan hujjah dan kemenangan. (Lihat al-Jami' Li Ahkam al-Quran, 116-117)
Kemudian dilanjutkan dengan ayat 173 surat as-Saffat. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa hasil yang baik pasti didapat oleh para rasul dan orang beriman.
قال تعالى: وإن جندنا لهم الغالبون. أي: تكون لهم العاقبة Artinya: Allah berfirman, “Dan sesungguhnya tentara kami pasti menang (As Saffat ayat 173). Yakni bagi mereka para rasul dan para pengikutnya yang beriman akan memperoleh hasil akhir yang baik. (Tafsir Qur'an Al Adzim, 45).
Menurut Imam Qurthubi tentara yang besar dari golongan yang berserikat.
قال تعالى: وإن جندنا لهم الغالبون. على المعنى ، ولو كان على اللفظ لكن: هو الغالب مثل ، جند ما هنالك مهزوم من الأحزاب
Artinya: Allah ta'ala berfirman: Dan sesungguhnya tentara kami pasti menang (As Saffat ayat 173). Di bawa atas maknanya. Apabila seandainya kepada lafadznya itu banyak atau mayoritas seperti: tentara yang besar di sana dari golongan yang berserikat. (Lihat Al Jami' Li Ahkam Al-Quran, 116-117).
Sedangkan dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan pada surat as-Saffat ayat 171,172, dan 173 adalah bahwa Allah menegaskan bahwa ketetapan-Nya telah berlaku sejak semula berkenaan dengan para rasul-Nya. Mereka itu dibela oleh Allah WT dan hamba-hamba-Nya yang beriman akan menang.
Pernyataan bahwa Allah akan membantu para rasul-Nya ditegaskan dalam ayat lain yakni surat Ghafir ayat 51 dan Mujadilah ayat 21)
Bukti ketetapan Allah itu sudah jelas dari pengalaman umat-umat terdahulu sebagaimana sudah dibaca kisah-kisah mereka dalam ayat-ayat sebelum ini, yaitu bahwa rasul-rasul Allah beserta mereka yang beriman mendapat pertolongan dari-Nya, sedangkan umat mereka yang durhaka mengalami kehancuran.
Begitu pulalah Nabi Muhammad saw, beliau dan pengikutnya dibantu Allah sebagaimana rasul-rasul-Nya yang lain.
Maka Insya Allah, rakyat Palestina dan umat Muslim seluruh dunia akan mendapatkan pertolongan Allah SWT menghadapi kekejaman zionis Yahudi Israel.
Sumber : https://iqra.republika.co.id/berita/s2rpwc320/secarik-alquran-bertuliskan-ayat-assaffat-ditemukan-di-puing-masjid-gaza-ini-tafsirnya
Sumedang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah, Jumat 20 Oktober 2023.
Seperti yang dilansir TRIBUNWOW.COM, peringatan dini BMKG besok mengatakan, ada beberapa wilayah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem, baik hujan lebat, hujan petir, atau angin kencang.
BMKG mengatakan, bibit Siklon Tropis 99W terpantau berada di sekitar Laut Cina Selatan sebelah timur Vietnam kecepatan angin maksimum 30 knots dan tekanan udara minimum 1006 hPa yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin perlambatan angin (konvergensi) di Teluk Thailand hingga Vietnam dan Laut China Selatan.
Data model menunjukkan pergerakan sistem ke arah barat laut - utara dengan potensi menjadi siklon tropis dalam kategori Tinggi.
Daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau di Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Riau, Kep. Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Papua.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Peningkatan Kecepatan Angin >25 knot terpantau di Laut Jawa, dan Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, Laut Arafuru yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan sekitarnya.
Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang :
Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Papua
Wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang:
Sumatera Barat, Kep. Riau, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat
Wilayah yang berpotensi angin kencang:
Nusa Tenggara Barat.
Sumber : https://id-y-p.boyuaninternet.info/Index/newsDetail/id/1516105.html?val=8613ec61cb7fd96f7095317f27a3f33b&s1=1697730211126907&ip=114.122.110.233&i1=108446
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Akhir-akhir ini, pemerintah lewat kementerian kesehatan
gencar menyuarakan pencegahan stunting. Hal ini juga makin
nyaring disuarakan oleh beberapa lembaga swasta
dan organisasi kemasyarakatan. Lalu apa itu stunting?
Mengacu pada bulletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan
Kementerian Kesehatan
RI, stunting
merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek
dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit
dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap
penyakit degenerative yaitu penyakit kronis yang memengaruhi
saraf, pembuluh darah, hingga tulang atau penyakit yang
mengiringi proses penuaan. Dampak stunting tidak
hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Berdasarkan data keseluruhan balita
stunting yang dikumpulkan World Health Organization
(WHO), Indonesia termasuk
negara tertinggi ketiga di regional Asia Tenggara,
South-East Asia Regional (SEAR). Tercatat dari 23 juta balita di Indonesia, 35,6 % mengalami stunting. Itu artinya ada
sekitar 7,8 juta balita menderita stunting. Padahal,
WHO menetapkan batas toleransi maksimal stunting sebuah negara di angka 20%. Karena angka stanting di Indonesia masih
di atas 20%, maka kemudian WHO menetapkan Indonesia sebagai negara
dengan status gizi buruk.
Tingginya kasus stunting di Indonesia menunjukkan bahwa
bangsa ini masih lemah. Cita-cita bangsa untuk melahirkan generasi
kuat masihlah jauh dan membutuhkan perjuangan
yang lebih serius. Bukankah Allah SWT
mengingatkan dalam QS. An-Nisa: 9 berikut ini :
وَلْيَخْشَ
الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ
فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya :“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah danhendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar .” (QS.
An-Nisa: 9)
“Lemah” sebagaimana ayat di
atas, mengandung banyak pengertian. Bisa dimaknai lemah secara ekonomi, lemah
iman, lemah karakter atau budi pekerti, dan lemah dalam ilmu pengetahuan.
Termasuk juga lemah secara fisik yang kaitannya dengan kesehatan, seperti stunting.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH M Cholil Nafis, menyebut upaya
percepatan penurunan stunting di
Indonesia bisa dimulai dengan membangun keluarga maslahah.
Penyelesaian stunting
tidak hanya melibatkan ibu, tetapi juga ayah sebagai anggota keluarga. Dalam
keluarga,
maslahah ini bukan hanya sakinah, mawaddah
warahmah,
tapi juga manfaah yang mencakup uswah, ta'sir, dan rahmah. Jadi ada
proses menjadi teladan pada keluarga lain dan pengaruh pada org lain.
Keberadaan keluarga
maslahah disebut akan membawa efek dalam lingkungan. Kehadirannya bukan hanya
baik tapi juga memperbaiki, tidak sekadar saleh tapi juga muslih. Dalam QS Al Baqarah ayat 233 disebutkan, kewajiban ibu menyusui
anak-anaknya selama dua tahun penuh dan ayah berkewajiban menanggung nafkah
yang cukup, serta pakaian dengan cara yang ma’ruf.
وَالْوَالِدَاتُ
يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ
الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ ۚ
Artinya : “Para ibu
hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara ma'ruf....”.
Dalam I'anat
at-Thalibin jilid
IV hal 100 disebutkan, "Diwajibkan kepada seorang ibu menyusukan kepada
anaknya ('alluba' colestrum), yaitu
susu yang keluar pertama-tama sesudah melahirkan dan masa keluarnya antara 3-7
hari." Colestrum ini disebut membuat anak menjadi lebih imun atau memiliki
daya tahan tubuh yang baik.
Sedangkan
bagi ayah/bapak, kewajibannya memberi makan kepada istri dan anaknya dengan
cara ma’ruf artinya seorang suami mempunyai kewajiban memberi nafkah secara
halalan toyyiban. Nafkah ini berkaitan dengan gizi, baik
yang makro dan mikro sehingga sejak kandungan maupun setelah lahir anak-anak
kita akan menjadi sehat dan jauh dari gejala
stunting.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam
Islam, rejeki memang menjadi urusan Allah SWT dan sebagai hamba-Nya, umat
manusia diwajibkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga untuk mencari rejeki
yang halal. Bekerja merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan setiap
orang. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam salah satu surat Al-qur’an
:
يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي
بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Artinya : “Hai
rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang
saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Q.S. Al-Mu’minun
: 51)
Dalam QS. Al-Jumuah ayat 10 Allah SWT juga menjelaskan bahwa setelah
menjalankan shalat maka hendaklan kita menyebar di seluruh permukaan bumi ini
dengan tujuan mencari karunia Allah SWT. Akan tetapi, hendaknya kita tetap
mengingat Allah sebanyak-banyaknya supaya kita beruntung.
Kemudian, dalam QS. Al-Mulk ayat 15 dijelaskan bahwa Allah-lah yang sudah
menjadikan bumi itu mudah untuk kita jelajahi. Maka, jelajahilah ke semua
penjuru dan makanlah sebagian dari rejeki yang sudah Allah berikan. Karena
hanya kepada Allah-lah kita akan kembali setelah dibangkitkan.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pemenuhan
nafkah keluarga merupakan kewajiban bagi seorang tulang punggung keluarga,
yakni suami. Pemenuhan nafkah keluarga harus bersumber dari jalan yang halal.
Rasulullah SAW dalam berbagai riwayat sangat mengapresiasi orang-orang yang
menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Rasulullah menyebutkan bahwa makanan
yang dikonsumsi oleh anggota keluarganya dari jerih payahnya bernilai sedekah.
وقد
قال صلى الله عليه و سلم ما أنفقه الرجل على أهله فهو صدقة وإن الرجل ليؤجر في
اللقمة يرفعها إلى في امرأته
Artinya : “Rasulullah SAW bersabda, ‘Nafkah yang diberikan seorang kepala
rumah tangga kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seseorang diberi
ganjaran karena meski sesuap nasi yang dia masukkan ke dalam mulut keluarganya”. (HR Muttafaq
alaih).
Dalam
riwayat lain, Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa tulang punggung keluarga
yang mencari nafkah untuk keluarganya kelak akan mendapatkan derajat yang
tinggi di akhirat. Mereka akan berdekatan dengan Rasulullah SAW di surga.
وقال صلى الله عليه و سلم من حسنت صلاته وكثر عياله وقل
ماله ولم يغتب المسلمين كان معي في الجنة كهاتين
Artinya
: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang baik shalatnya, banyak keluarganya,
sedikit hartanya, dan tidak melakukan ghibah terhadap umat Islam, kelak ia
bersamaku di surga seperti dua ini (sambil mengisyaratkan dua jari),” (HR Abu Ya’la dari sahabat Abu Said Al-Khudri).
Rasulullah SAW pada sebuah riwayat
menyebutkan bahwa Allah mencintai pekerja keras yang mencari nafkah bagi
keluarganya. Allah mencintai tulang punggung keluarga yang memilih bekerja
keras daripada meminta-minta untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya. Imam Al-Ghazali mengutip hadits riwayat Ibnu Majah dari Imran bin
Hushain sebagai berikut:
وفي حديث آخر إن الله يحب الفقير المتعفف أبا العيال
Artinya
: “Dalam hadits lain Rasulullah saw
bersabda, ‘Allah menyukai orang
fakir yang apik dan yang menjadi tulang punggung keluarga’”. (HR Ibnu Majah).
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Rasulullah bahkan menyebut besarnya keutamaan usaha
mencari nafkah bagi keluarga. Usaha mencari nafkah bagi keluarga merupakan
salah satu penghapus dosa yang tidak dapat terhapus oleh istighfar karena
keistimewaan usaha mencari nafkah.
عن رسول الله صلى الله عليه و سلم أنه قال من الذنوب ذنوب
لا يكفرها إلا الهم بطلب المعيشة
Artinya
: “Dari Rasulullah saw, ia bersabda, ‘Dari sekian dosa terdapat jenis dosa yang tidak dapat
ditebus kecuali dengan kebimbangan untuk mencari penghidupan (keluarga).” (At-Thabarani, Abu Nu’aim, dan Al-Khatib).
Rasulullah SAW menjamin surga bagi kepala keluarga yang
menafkahi, membesarkan, dan mendidik putri-putrinya sehingga mereka menjadi
pribadi-pribadi yang mandiri.
وقال صلى الله عليه و سلم من كان له ثلاث بنات فأنفق عليهن
وأحسن إليهن حتى يغنيهن الله عنه أوجب الله له الجنة ألبتة ألبتة إلا أن يعمل عملا
لا يغفر له
Artinya,
“Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang memiliki tiga putri, lalu memenuhi nafkah
mereka dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga Allah menjadikan mereka
mandiri terhadap ayahnya, niscaya Allah jadikan surga untuknya sama sekali kecuali ia mengamalkan jenis dosa
yang tidak dapat diampuni (seperti syirik)," (HR
Al-Kharaithi).” (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: II/37).
Dengan redaksi berbeda, Rasulullah menegaskan jaminan
surga bagi kepala keluarga yang menafkahi, mengasuh, mendidik, hingga
mengantarkan putrinya ke dalam perkawinan.
ولأبي داود واللفظ له والترمذي من حديث أبي سعيد من عال
ثلاث بنات فأدبهن وزوجهن وأحسن إليهن فله الجنة
Artinya,
“Dari Abu Sa’id ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang mengasuh tiga putri, lalu mendidik,
kemudian mengawinkan, dan memperlakukan tiga putrinya itu, maka ia berhak
mendapat surga,’ (HR
Abu Dawud dan At-Tirmidzi).” (Al-Ghazali,
2018 M/1439-1440 H: II/37).
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Nampak
dari beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi di atas, betapa Islam
melalui pesan Rasulullah menilai bahwa bekerja itu bukan hanya mencari dan
mengumpulkan harta saja, tapi juga bernilai ibadah di hadapan Allah SWT :
وَمَنْ
سَعَى عَلَى نَفْسِهِ لِيُعِفَّهَا فَفِي سَبِيلِ اللهِ , وَمَنْ سَعَى عَلَى
التَّكَاثُرِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ
Artinya
: “Siapa yang bekerja menghidupi dirinya
sendiri agar terhormat (tidak meminta-minta) maka dia di jalan Allah, dan siapa
yang bekerja untuk memperbanyak harta maka dia di jalan setan.” (HR Thabrani).
Jadi, kalau kita lihat ada orang yang mengais rejeki
dengan cara yang halal dan tak mau meminta, bisa jadi dia telah berjihad dan
punya nilai terhormat di sisi Allah.
Maka tidak ada alasan bagi kaum muslimin untuk berpangku
tangan dan menerima keadaan, sehingga sekalipun miskin tetap harus bekerja
mengubah keadaan dan nasibnya sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah :
إِنَّ
اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya
: ”Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.. (QS. Ar-Ra’d : 11)
Dan
ingat, kefakiran atau kemiskinan itu sendiri harus dihindari sebagaimana isi do’a
Rasulullah SAW :
اللّهُمَّ
إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ، والفقر، وَالْقِلَّةِ، وَالذِّلَّةِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ أو أُظْلَمَ
Artinya
: ''Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kefakiran, kekafiran, kekurangan, dan kehinaan dan aku berlindung
kepada-Mu dari (kondisi) didzalimi dan mendzalimi orang lain.'' (HR Ibnu
Majjah dan Hakim dari Abu Hurairah).
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمِ