Tugu Binokasih Sumedang

Tugu Binokasih Sumedang adalah sebuah monumen selamat datang ke Kota Sumedang dari arah Bandung.

Daerah lingkungan Monumen Tugu Taman Endog

Ini merupakan daerah Taman Endog bagian Jembatan Pasifik

Masjid Agung Sumedang

Penampakan bagian atap Masjid Agung Sumedang.

Bendungan Jatigede Sumedang

Ini adalah penampakan bagian Bendungan Jatigede Sumedang.

Jans Park Sumedang

Salah satu bagian dari Jatinangor Park Nasional Sumedang.

Tampilkan postingan dengan label BERITA SUMEDANG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BERITA SUMEDANG. Tampilkan semua postingan

Dalam Sebulan, Polres Sumedang Ungkap Enam Kasus Narkoba

 

Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono saat konferensi pers di Polres Sumedang, Senin (4/11).

SUMEDANG  – Satuan Reserse Narkoba Polres Sumedang berhasil mengungkap enam kasus penyalahgunaan narkoba selama Oktober 2024. Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono menyatakan, pengungkapan tersebut mencakup kasus narkotika jenis sabu dan obat sediaan farmasi di berbagai lokasi di Kecamatan Pamulihan, Conggeang, Ujung Jaya, Tomo, dan Majalengka.

“Kami berkomitmen untuk terus memberantas penyalahgunaan narkotika di wilayah Sumedang. Ini adalah langkah nyata dalam melindungi generasi muda dari bahaya narkoba,” ujar AKBP Joko Dwi Harsono dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Seperti yang dilansir sumedangekspres, dalam pengungkapan kasus tersebut, polisi mengamankan tujuh tersangka, berikut barang bukti berupa 3,33 gram sabu, 31.150 butir obat farmasi, alat komunikasi, serta sejumlah uang tunai. Para tersangka, yang berasal dari berbagai profesi, diduga menggunakan modus transaksi langsung dan komunikasi melalui media sosial.

“Para tersangka menjalankan aksinya dengan berbagai cara, termasuk melalui transaksi tatap muka dan media sosial,” tambahnya.

Para tersangka dijerat pasal sesuai UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara dan denda maksimal Rp 10 miliar untuk kasus narkotika, serta hukuman 12 tahun penjara dan denda hingga Rp 5 miliar untuk kasus obat farmasi.

AKBP Joko Dwi Harsono mengapresiasi kerja keras jajarannya dalam mengungkap kasus tersebut dan menekankan pentingnya peran masyarakat dalam memerangi peredaran narkoba di Sumedang.

“Dukungan dari masyarakat sangat penting dalam upaya pemberantasan narkotika. Bersama-sama, kita bisa menjaga Sumedang dari bahaya narkoba,” pungkasnya. (red).

Sumber berita : Dalam Sebulan, Polres Sumedang Ungkap Enam Kasus Narkoba – Sumedang Ekspres

Dokumentasi saat penangkapan bandar narkoba di Juru Tilu, Cimalaka, Sumedang tadi malam :









Tergiur Penggandaan Uang Sebesar Rp 6,5 Miliar, Pria Asal Sumedang Harus Kehilangan Rp 50 Juta


SUMEDANG - Gara-gara tergiur penggandaan uang, pria berinisial GG kini harus kehilangan uang sebesar Rp 50 juta, setelah menjadi korban penipuan dengan modus penggandaan uang, di Dusun Sukamanah, Desa Cisurat, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, pada Minggu (17/3/2024) lalu. 

Setelah menyadari kalau dirinya telah menjadi korban penipuan, GG pun langsung melaporkan peristiwa yang dialaminya itu kepada pihak kepolisian. Menurut informasi dari Polres Sumedang, laporan penipuan itu, masuk pada Minggu, 31 Maret 2024, siang tadi. 

Informasi soal penipuan dengan modus penggandaan uang ini, dibenarkan langsung oleh Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono, melalui Kasat Reskrim AKP Maulana Yusuf Bakhtiar. 

Menurut penjelasan Kasat Reskrim AKP Maulana Yusuf Bakhtiar, kasus penipuan ini bermula pada saat korban GG menemui temannya yang berinisial A untuk mencari orang yang bisa memberikan modal usaha, pada bulan Februari 2024. Dalam pertemuan itu, kata Yusuf, korban GG diberitahu oleh A, bahwa dirinya mengenal seseorang yang bisa memberikan permodalan. Orang yang disebut-sebut siap memberikan modal itu, diketahui berinisial H. 

Atas informasi dari A, korban GG langsung menghubungi terduga pelaku H. Bahkan saat dihubungi, terduga pelaku H pun langsung membenarkannya. 

"Saat dihubungi oleh korban GG, terduga pelaku H membenarkan kalau dirinya bisa memberikan uang pinjaman, dengan syarat korban harus memberikan uang untuk ijab kabul," ucap Yusuf. Tepat pada tanggal 17 Maret 2024, sambung Yusuf, korban GG mengaku siap untuk memberikan uang untuk ijab kabul yang disyaratkan terduga H. Karena korban GG telah bersedia menyiapkan uang untuk ijab kabul, teduga pelaku H pun langsung menunjukkan uang sebesar Rp 6,5 miliar yang disimpannya di dalam peti. 

Yusuf menyebutkan, setelah melihat uang sebanyak Rp 6,5 miliar yang ditunjukkan terduga pelaku H, korban GG pun langsung tergiur, dan merasa yakin kalau kepada pelaku.  "Karena merasa tergiur dengan uang tersebut, maka pada tanggal 18 Maret 2024, korban GG langsung mendatangi terduga pelaku H," ujar Kasat Reskrim Polres Sumedang. 

Setelah bertemu dengan H, sambung Yusuf, korban GG bersama terduga pelaku H, kemudian dijemput oleh seseorang yang berinisial R. "Namun sebelum ada yang jemput, korban GG disuruh untuk menyiapkan uang sebesar Rp 50 juta dulu untuk syarat ijab kabulnya. Setelah uangnya tersedia, korban dijemput oleh seseorang berinisial R, dan langsung diantarkan ke sebuah rumah di wilayah Dusun Sukamanah Desa Cisurat," kata Yusuf, saat menjelaskan kronologis aksi penipuan tersebut. 

Setelah sampai ke rumah tujuan, korban GG kemudian diperkenalkan kepada sesepuh atau ustad berinisial AD yang sudah menunggu di lokasi. Kemudian, ustad berinisial AD itu, memberikan arahan kepada korban GG untuk berwudhu dan melakukan dzikir di sebuah kamar yang di dalamnya terdapat sebuah dus berisi uang sebanyak Rp 6,5 miliar, yang belakangan diketahui kalau uang tersebut adalah uang palsu. "Tanpa menaruh curiga korban pun melakukan dzikir sesuai arahan ustad tersebut. Namun setelah sekitar 10 menit berdzikir, korban GG ternyata malah ditinggal. Terduga pelaku H dan AD, sudah tidak ada di rumah tersebut," ujar Yusuf. 

Karena merasa penasaran, korban GG akhirnya mencari tahu dengan menanyakan kepada warga sekitar. Dan ternyata, rumah tersebut hanya disewa oleh terduga pelaku H. 

Akibat kejadian tersebut, korban GG harus menderita kerugian sebesar Rp 50 juta. Soalnya, uang untuk ijab kabul yang dibawa korban GG, telah raib dibawa kabur terduga pelaku. "Saat ini kasusnya sedang kami selidiki. Untuk pelakunya, masih dalam proses penyelidikan kami dari Satuan Reskrim Polres Sumedang," tutur Yusuf.***


Sumber : https://kabarsumedang.pikiran-rakyat.com/kabar-sumedang/pr-3247916091/tergiur-penggandaan-uang-sebesar-rp-65-miliar-pria-asal-sumedang-harus-kehilangan-rp-50-juta?page=all

Berawal dari Kasus Penganiayaan, Polres Sumedang Sita 1.000.247 Butir Obat Terlarang


SUMEDANG – Berawal dari penyelidikan kasus penganiayaan, Polres Sumedang Jawa Barat, berhasil mengungkap gembong pengedar obat-obatan terlarang yang terbilang bandar besar..

Dari pengungkapan kasus penganiayaan itu, Polres Sumedang berhasil mengamankan sebanyak 1.000.247 butir obat terlarang jenis Tramadol, Trihex, dan Heximer di rumah pelaku penganiayaan, yakni AZS alias Hayam (35), warga Cilengkrang RT 01/17 Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara.

“Iya ini cukup besar 1 juta lebih obat terlarang. Tapi kalau terkait gembong terbesarnya atau bukan kita masih dalami, mungkin ada yang lebih besar lagi kita tidak tahu, kita akan terus mengungkap lagi. Kalau di Sumedang ini cukup besar selama ini,” kata Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono, Senin (25/3/2024).

Joko menuturkan, bisnis obat-obatan terlarang itu sudah dijalani para pelaku sekitar tiga tahun. Mereka mengedarkan obat terlarang tersebut di lokal Sumedang.

“Mereka ini lokalan Sumedang tapi mereka sudah lama mungkin lebih dari 2 tahun menjalankan ini. Alhamdulilah sekarang tertangkap, dan kita pasti akan melakukan pemberkasan terhadap perkara narkotikanya. Penganiayaan ini dimulai dari adanya peristiwa transaksi narkotika,” tuturnya.


Sejauh ini pihak kepolisian Polres Sumedang masih fokus melakukan penanganan kasus penganiayaan.

“Terkait penjualannya ke kalangan pelajar atau kemana kita masih dalami. Karena belum di sentuh oleh Satnarkoba, kita masih fokus kepada penganiayaan termasuk kepemilikan senpinya masih belum kita dalami,” ujarnya.

Kapolres juga meminta informasi dari masyarakat, jika menemukan tempat berkedok kios yang menjual obat-obatan terlarang.

“Berikan saja infonya akan kita datangi penjual obat berkedok,” ucapnya. ***

Sumber : https://jurnalsuma.com/berawal-dari-kasus-penganiayaan-polres-sumedang-sita-1-000-247-butir-obat-terlarang/

SPAM Waduk Jatigede di Sumedang Bakal Dibangun Mulai Tahun Ini

 


SUMEDANG - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jabar, akan segera membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Metropolitan Cirebon Raya, di kawasan Waduk Jatigede, wilayah Kabupaten Sumedang. 

Sesuai rencana, tahun 2024 ini akan mulai dilaksanakan tahap pertama proyek KPBU SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya, di kawasan Waduk Jatigede Sumedang. 

Proyek SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya atau SPAM Jatigede ini, merupakan proyek penyediaan air minum yang direncanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

SPAM Jatigede diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Jawa Barat, khususnya 5 kabupaten/kota di wilayah Cirebon raya seperti, Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu. 

Berdasarkan hasil kajian, air baku dari Bendungan Jatigede ini diperkirakan memiliki kapasitas suplai air 1.500 liter/detik. Rencana pembangunan SPAM di Waduk Jatigede ini, disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perkim Jabar Indra Maha, saat melakukan kunjungan audensi dengan Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman, di Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), baru-baru ini. 

Indra menyebutkan, proyek KPBU SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya di Waduk Jatigede ini, akan dibangun mulai tahun 2024. Kedatangan dirinya bersama tim ke Sumedang ini, tiada lain untuk memperjelas Kawasan Metropolitan Cirebon Raya dan melanjutkan kesepakatan terkait usulan tarif air minum dari Proyek KPBU SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya. 

 “Pemkab Sumedang memberikan tanggapan positif terkait dengan proyek ini. Proyek ini sudah 7 sampai 8 tahun ke belakang direncanakan, dan diharapkan tahun 2024 proyek ini bisa dibangun dan dinikmati oleh masyarakat sesegera mungkin," ujarnya. 

Sesuai hasil pertemuan tersebut, Pemkab Sumedang dan Perumda Air Minum Tirta Medal Sumedang, menyatakan bersedia untuk melanjutkan kesepakatan terkait tarif air minum dari proyek KPBU SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya sebesar Rp 3.390 per meter kubik. 

Harga pembelian air curah itu diberlakukan pada tahun 2029 setelah pelaksanaan kontruksi. 

"Hasil kajian kami, pembelian air curah sebesar Rp 3.390,- per meter kubik itu masih dalam interval kemampuan membeli oleh Perumda Air Minum Tirta Medal Sumedang," ujar Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman.***


Sumber :  https://kabarsumedang.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-3247860199/spam-waduk-jatigede-di-sumedang-bakal-dibangun-mulai-tahun-ini?page=all

BREAKING NEWS, Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Jatinangor saat Sumedang Diguyur Hujan Deras

 


SUMEDANG - Hujan deras mengguyur kawasan Sumedang bagian Barat, Rabu (21/2/2024). Selain sangat deras, hujan disertai pula petir yang menggelegar setiap satu menit.

Dari pantauan TribunJabar.id dari Cintamulya, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, angin puting beliung bergerak dari barat ke timur.

Belum terlaporkan ada kerusakan akibat angin tersebut. Hujan berlangsung sangat deras dan tanpa aba-aba. Hujan dimulai sekitar pukul 15.30.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, hujan bakal mengguyur wilayah Sumedang sejak pagi hingga tengah hari. 

"Pagi hingga siang hujan, malam hari hujan ringan, dan dini hari berawan, " tulis BMKG dalam laman resmi www.bmkg.go.id.

Di Sumedang, suhu udara hari ini berkisar 20-32 derajat celcius dengan kelembapan udara berkisar 65-95 persen.

Sumber : https://jabar.tribunnews.com/2024/02/21/breaking-news-angin-puting-beliung-terjang-wilayah-jatinangor-saat-sumedang-diguyur-hujan-deras

5 Rekomendasi Wisata Kuliner Sate Terlaris di Sumedang, Dijamin Bakal Ketagihan!

 


KABAR SUMEDANG - Berbicara soal wisata kuliner, rasanya tak lengkap bila belum mencicipi sate khas di daerah yang dikunjungi. Pasalnya, hampir setiap daerah di Indonesia, pasti memiliki kuliner sate khas masing-masing. Seperti di wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Daerah yang telah menyatakan diri sebagai kabupaten pariwisata ini, memiliki banyak sekali wisata kuliner yang menyajikan makanan jenis sate.

Setiap pedagang sate di Sumedang, tentu akan memiliki rasa khas yang berbeda, walaupun bahan dasar atau daging yang digunakannya sama. Perbedaan rasa sate ini, biasanya disebabkan karena beberapa faktor, bisa dari pemilih bahan daging, tambah bumbu pelengkap pada daging, atau bisa juga karena tingkat kematangannya.

Bagi yang penasaran ingin mencicipi kuliner sate khas Sumedang, berikut 5 rekomendasi kuliner sate terlaris di Kabupaten Sumedang yang bisa bikin ketagihan pembeli. 

1. Sate Ma Oon Paseh 

Sate Ma Oon Paseh ini merupakan salah satu kuliner sate terlaris di wilayah Kabupaten Sumedang. Warung Sate Ma Oon Paseh ini, berada di pinggir Jalan Paseh Nomor 167, wilayah Desa Legok Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. 

Warung sate ini, lokasinya tidak jauh dari kantor Kecamatan Paseh. Kelezatan Sate Ma Oon memang bisa bikin orang ketagihan. Setiap harinya, warung sate tersebut tak pernah sepi dari pembeli. Bahkan pecinta Sate Ma Oon ini bukan hanya dari wilayah Kabupaten Sumedang saja, dari luar daerah pun banyak yang datang ke sana.

Selain menyajikan kuliner sate, Warung Sate Ma Oon Paseh ini, menawarkan juga menu makanan sunda lainnya, seperti sop iga sapi, sop kaki sapi, ayam goreng dan yang lainnya. Namun khusus sate, di sini hanya menyediakan sate sapi, sate kambing. 

2. Sate Iting 

Sate Iting ini memang layak untuk direkomendasikan. Selain sudah lama berdiri, Sate Iting ini memang masuk dalam deretan wisata kuliner sate terlaris di wilayah Kabupaten Sumedang. Sekarang Sate Iting memang sudah memiliki cabang di beberapa tempat. Namun untuk lokasi induknya, berada di Jalan Mayor Abdurahman, Lingkungan Kubang Jaya Andir, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Sate Iting merupakan salah satu kuliner sate di Sumedang yang menjadi favorit pelanggannya. Menu yang tersedia di sini, sate kambing, sate sapi, sate ayam, gule kambing, gule sapi, sop iga dan buntut, tongseng kambing, dan masih banyak yang lainnya. 

3. Sate Kambing Leces Gaul 

Tak kalah populer dari Sate Ma Oon dan Sate Iting, nama Sate Kambing Leces Gaul ini, belakangan kian banyak diminati oleh pecinta kuliner di wilayah Kabupaten Sumedang.  Bumbu khas yang melekat pada Sate Kambing Leces Gaul ini, bisa membuat siapapun yang mencobanya menjadi ketagihan. Tak heran bila Sate Kambing Leces Gaul ini, masuk dalam deretan kuliner sate terlaris di Kabupaten Sumedang. 

Bagi yang penasaran ingin mencicipi rasa khas dari Sate Kambing Leces Gaul ini, bisa langsung datang ke alamat Jalan Raya Simpang Kilo Meter 5, di wilayah Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. 

4. Sate Ujungjaya 

Nama Sate Ujungjaya memang sudah terkenal cukup lama. Pecinta kuliner sate yang satu ini, kebanyakan dari daerah perbatasan Sumedang, Majalengka, dan Indramayu. Soalnya lokasi penjual Sate Ujungjaya ini, berada di pertigaan Jalan Ujungjaya, teatnya di Dusun Gordah, Desa Ujungjaya, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Selain sate sapi dan sate kambing, di sini banyak juga menu kuliner lainnya. Semua menu makanan diajajakan di sana dijamin enak, dan bisa bikin ketagihan. 

 5. Sate Ayam Haji Mumuh 

Warung Sate Ayam Haji Mumuh ini, memang khusus menjual kuliner sate ayam. Sate Ayam Haji Mumuh sangat direkomendasikan bagi para pecinta kuliner sate ayam. Karena penjual sate ayam yang paling laris di Kabupaten Sumedang, memang Sate Ayam Haji Mumuh. Sate Ayam Haji Mumuh ini memiliki rasa yang khas. Apalagi jika dimasukkan dalam bumbu kacangnya, dijamin bakal ketagihan. Bagi yang penasaran ingin mencoba, bisa datang langsung ke Jalan Raya Sumedang-Sukamantri, Dusun Cigentur, Desa Cigentur, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.***


Sumber : https://kabarsumedang.pikiran-rakyat.com/pariwisata/pr-3247705388/5-rekomendasi-wisata-kuliner-sate-terlaris-di-sumedang-dijamin-bakal-ketagihan?page=all




 

Asap Misterius Keluar dari Balik Lantai Rumah Warga Sumedang



Sumedang - Warga di Lingkungan Malangbong, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan dikagetkan dengan adanya fenomena aneh di rumahnya. Pasalnya, lantai rumahnya tiba-tiba mengeluarkan kepulan asap putih.

Rumah tersebut diketahui milik Mak Ikah (68). Pantauan detikJabar di lokasi pada Senin (5/2/2024) siang, bagian dari lantai rumah Mak Ikah yang sebelumnya sempat mengeluarkan asap, kini sudah tidak lagi tampak ada kepulan asap. Namun, suhu hangat masih terasa di sekitarannya.

Mak Ikah memaparkan kepada detikJabar, sebelum lantainya mengeluarkan kepulan asap putih, dirinya merasakan adanya keanehan lantaran suhu dari lantai rumahnya itu dari yang semula hangat menjadi panas selama sepekan terakhir.

"Jadi awalnya itu sudah satu minggu di salah satu bagian lantai rumah saya suhunya menjadi hangat dan lama kelamaan menjadi panas bahkan saya juga tidak kuat saat menginjaknya," ungkap Mak Ikah kepada detikJabar di lokasi.
Mengetahui ada keanehan yang terjadi maka salah satu bagian lantai rumah Mak Ikah pun kemudian dilakukan pembongkaran pada Minggu (4/2/2024) sore. Saat dibongkar itulah tiba-tiba saja menyeruak kepulan asap putih yang berasal dari bebatuan dari balik lantai.
"Jadi pas dibongkar itu, batu-batuan yang ada di balik lantai tiba-tiba mengeluarkan asap putih cukup banyak," tuturnya.

Mak Ikah dan keluarganya pun saat itu langsung melaporkan ke petugas BPBD atas adanya fenomena tersebut. Pemeriksaan pun kemudian dilakukan oleh petugas BPBD dan petugas PLN lantaran dikhawatirkan adanya kebocoran jaringan listrik.

Namun saat diperiksa PLN, didapati bahwa di titik yang mengeluarkan kepulan asap itu tidak terdapat jaringan listrik. Kemudian, saat diperiksa oleh petugas BPBD pun asap yang keluar dari balik lantai itu tidak mengandung gas yang dapat memantik timbulnya api.

"Oleh petugas BPBD pun sudah dites karena dikhawatirkan dapat memantik timbulnya api tapi saat dites tidak mengandung gas yang dapat menimbulkan kebakaran," papar Mak Ikah.

Penyebab kemunculan asap dari balik lantai rumah tersebut hingga kini masih dalam penyelidikan.

"Kalau kata orang mah asap itu baunya seperti bau bekas sesuatu yang terbakar, namun ada juga yang bilang baunya seperti bau kapur tapi penyebab kemunculannya sendiri belum diketahui," terangnya

Anggota Pusdalops BPBD Sumedang Andri membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap salah satu rumah warga yang lantainya mengeluarkan kepulan asap.

"Setelah kami melakukan assessment bersama tim dan PLN bahwa kepulan asap tersebut berasal dari dasar di balik lantai keramik dan setelah kami bongkar diketahui tidak ada aliran listrik yang liar maupun sumber gas," ungkapnya.

Andri melanjutkan, pihaknya saat ini telah melakukan koordinasi dengan Badan Geologi untuk tindak lanjut ke depannya.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk tindak lanjut ke depannya," ujarnya.

Sumber : https://www.detik.com/jabar/berita/d-7178436/asap-misterius-keluar-dari-balik-lantai-rumah-warga-sumedang





SUMEDANG MALAM TAHUN BARU DIGUNCANG GEMPA

SUMEDANG - Warga di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dikagetkan dengan 2 kali guncangan gempa pada Minggu (31/12/2023) sekitar pukul 14.35 WIB. Warga Sumedang Utara, Panji Mukhsinin mengaku merasakan dua kali gempa

"Iya lumayan terasa goncangannya, saya juga langsung keluar dari rumah. Yang paling terasa kencang gempa pertama memang," ujar Panji kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Minggu sore. 

Gempa juga dirasakan warga Kecamatan Rancakalong, Acep Sandi. Saat terjadi gempa, ia bersama keluarganya tengah bersantai di ruang tengah rumah

"Lumayan terasa keras goncangannya, apalagi pas gempa pertama. Tapi alhamdulillah, tidak ada kerusakan di rumah saya setelah gempa itu," tutur Acep

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa pasca-gempa. "Betul, dua kali gempa. Pertama 4.1 (magnitudo), kedua 3.4, gempa berpusat di titik jalur Sumedang kota. Alhamdulillah, sementara ini aman," ujar Atang kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.

Gempa juga dirasakan warga Kecamatan Rancakalong, Acep Sandi. Saat terjadi gempa, ia bersama keluarganya tengah bersantai di ruang tengah rumah. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ "Lumayan terasa keras goncangannya, apalagi pas gempa pertama. Tapi alhamdulillah, tidak ada kerusakan di rumah saya setelah gempa itu," tutur Acep. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa pasca-gempa. "Betul, dua kali gempa. Pertama 4.1 (magnitudo), kedua 3.4, gempa berpusat di titik jalur Sumedang kota. Alhamdulillah, sementara ini aman," ujar Atang kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.

Atang menuturkan, pasca-gempa, personel BPBD Sumedang telah bergerak ke lapangan untuk melakukan asesmen dan pemantauan lapangan. "Untuk sementara ini aman, baik dari personel di lapangan maupun warga belum ada yang melaporkan adanya kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa. Insya Allah, Sumedang aman. Tolong juga kepada media untuk meng-counter informasi yang sudah ramai di media sosial pasca-gempa ini, sampaikan kepada masyarakat, Insya Allah Sumedang aman," kata Atang. 

Sumber Berita : https://bandung.kompas.com/read/2023/12/31/163124978/sumedang-diguncang-2-kali-gempa-warga-kaget-keluar-rumah.

Cadas Lawang, Gerbang di Cadas Pangeran Menuju Sumedang


Sumedang - Sebuah prasasti terpampang di sebuah dinding tebing bebatuan di kawasan Cadas Pangeran atau tepatnya di jalur lama, Dusun Singkup, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.

Tulisan itu berbunyi 'Di bawah pimpinan Raden Demang Mangkoepradja dan di bawah penelitian Pangeran Koesoemah Dinata dibuat pada tahun 1811 dibobok dari tanggal sampai tanggal 12 Maret 1812'.

Lokasi prasasti itu berada, oleh warga setempat dikenal sebagai Cadas Lawang. Dalam bahasa Sunda lawang sendiri memiliki arti pintu atau jalan untuk keluar masuk.

Cadas Lawang adalah bagian dari ruas jalan lama dari Jalur Anyer-Panarukan yang dibangun pada saat Hindia Belanda diperintah oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1762-1818).

Jalur tersebut dikenal sebagai De Groote Postweg atau Jalan Raya Pos. Sebuah proyek pembangunan di bagian Utaranya Jawa. Proyek jalan itu terbentang dari Anyer (Barat Jawa) sampai Panarukan (Timur Jawa) atau berjarak sekitar 1.000 KM.

Titik lokasi Cadas Lawang juga sempat diabadikan oleh fotografer Belanda bernama Wijnand Elbert Kerkhoff. Foto berjudul Tjadas Pangeran menjadi salah satu foto dalam bukunya yang berjudul Het Paradijs van Java (Surga dari Jawa).

Endang Sonali (78), warga Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan, Sumedang mengungkapkan, berdasarkan cerita sesepuhnya terdahulu, dinamakan Cadas Lawang lantaran lokasi itu menjadi pintu atau gerbang masuk menuju Sumedang pada saat dibangunnya jalur tersebut.

Cadas Lawang, kata Endang, merupakan bagian dari Gunung Cadas atau nama awal sebelum menjadi Cadas Pangeran. Dinamakan dengan Cadas Pangeran setelah adanya proyek pembangunan ruas jalan tersebut.

"Kata sesepuh dulu, kawasan ini itu dulunya bernama Gunung Cadas tapi setelah proses pembangunan jalan selesai oleh para pangeran maka berubah menjadi Cadas Pangeran," terangnya.

Endang menyebut, Cadas Lawang memang sudah dikenal dari sejak dulu. Titik lokasi Cadas Lawang berdekatan dengan sebuah gunung yang dinamakan Gunung Cepu.

"Di atas Cadas Lawang itu ada yang namanya Gunung Cepu, tidak jauh dari sana," ujarnya.

Cadas Lawang sering diziarahi oleh sejumlah orang di era kekinian. Konon di sana terdapat empat buah petilasan.

"Di sana ada empat petilasan yakni Eyang Dilaga Jaya Kusuma, Eyang Haji Ismaya, Eyang Saepi Geni dan Eyang Jagaraksa," ungkap Endang.


Sebagaimana namanya, Cadas Lawang memang memiliki kontur tebing berupa bebatuan cadas di kiri dan kanannya. Jika dari arah Bandung maka Cadas Lawang seolah menjadi gerbang untuk memasuki wilayah Sumedang kota. Sementara jika dari arah Sumedang sendiri maka Cadas Lawang seolah menjadi gerbangnya untuk memasuki wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.

Dilansir dari situs resmi Dinas Binamarga dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat, https://dbmtr.jabarprov.go.id, Jalan Cadas Pangeran merupakan bagian dari jaringan jalan raya pos (de grote postweg) yang membentang dari ujung barat (Anyer) sampai ujung timur Pulau Jawa (Panarukan/Banyuwangi) atau membentang sepanjang 1.044 kilo meter.

Jalan tersebut dibangun semasa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels berkuasa di tanah Hindia Belanda (Indonesia sekarang) pada 1808-1811.

Kini, Jalan Cadas Pangeran sendiri memiliki dua jalur. Ada jalur lama atau jalur atas dan ada jalur baru atau jalur bawah.

Jalur atas merupakan jalan yang dibangun oleh Daendels pada 1808. Sementara jalur bawah adalah jalan yang dibangun oleh Bupati Sumedang, yakni Pangeran Aria Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah pada 1908.

Sumber Berita : https://www.detik.com/jabar/berita/d-7115312/cadas-lawang-gerbang-di-cadas-pangeran-menuju-sumedang.



MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SUMEDANG

 


SUMEDANG - Berdirinya Museum Prabu Geusan Ulun berawal dari terbentuknya “Yayasan Pangeran Aria Suria Atmadja (YPASA)" pada tahun 1950 dengan Akte Notaris Mr. Soedja No. 59 / 28 April 1950, kemudian berubah menjadi Yayasan Pangeran Sumedang “ (YPS) dengan Akte Notaris Tan Eng Kiam No. 98 / 21 April 1955.

YPASA / YPS sebagai lembaga yang bertujuan mengurus, memelihara dan mengelola barang Wakaf Kangdjeng “ Pangeran Aria Soeria Atmadja “ (PASA) Bupati Sumedang 1882 – 1919 . Pada tanggal 7 – 13 Maret 1974 di Sumedang diadakan Seminar Sejarah Jawa Barat yang dihadiri oleh para ahli-ahli sejarah Jawa Barat. 

Pada kesempatan yang baik itu Sesepuh YPS dan Wargi Sumedang mengusulkan untuk mengganti nama Museum YPS yang disampaikan pada forum Seminar Sejarah Jawa Barat. Dan salah satu hasil dari Seminar Sejarah Jawa Barat tersebut dapat diputuskan dan ditetapkan untuk memberi nama Museum YPS, diambil dari nama seorang tokoh yang karismatik yaitu Raja terakhir Kerajaan Sumedanglarang yang bernama “Prabu Geusan Ulun”. Maka pada tanggal 13 Maret 1974 Museum YPS diberi nama menjadi Museum “Prabu Geusan Ulun – Yayasan Pangeran Sumedang.


Pada awal berdirinya tahun 1973 Museum Prabu Geusan Ulun memiliki dua buah gedung, yaitu Gedung Gendeng didirikan pada tahun 1850, pada masa pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata atau Pangeran Sugih. Gedung yang digunakan untuk menyimpan Pusaka-Pusaka peninggalan leluhur Sumedang dan senjata lainnya. Bangunan tersebut dibuat dari kayu dan berdinding Gedeg serta berlantai batu merah, selain itu Gedung Gendeng juga tempat menyimpan Gamelan Pusaka.

Gedung Gendeng mengalami beberapa kali pemugaran dan rehabilitasi bangunan, pertama tahun 1950, 1955 dan 1993, Gedung kedua atau Gedung Utama adalah Gedung Gamelan yang dibangun pada tahun 1973 sumbangan dari Bapak Ali Sadikin, Gubenur DKI pada saat itu.

Pada tahun 1982 Museum Prabu Geusan Ulun bertambah dua buah gedung yaitu gedung Srimanganti dan Bumi Kaler, yang sebelumnya gedung Srimanganti sejak masa Dalem Aria digunakan sebagai kantor pemerintah sedangkan gedung Bumi Kaler digunakan sebagai tempat tinggal keturunan leluhur Sumedang.


Gedung Srimanganti didirikan pada tahun 1706, pada masa pemerintahan Dalem Adipati Tanoemadja, arsitektur Gedung Srimanganti bergaya kolonial, kata Srimanganti mempunyai arti adalah tempat menanti-nanti tamu kehormatan. Dahulu gedung Srimanganti dikenal sebagai rumah “Land Huizen” (Rumah Negara). Fungsi gedung Srimanganti pada masa itu adalah tempat tinggal buat Bupati serta keluarganya. Pada tahun 1982 dan 1993 Gedung Srimanganti di Rehabilitasi.

Gedung keempat Museum Prabu Geusan Ulun adalah Gedung Bumi Kaler merupakan bangunan berbentuk rumah panggung dan beberapa kali mengalami rehabilitasi pada tahun 1982, 1993 dan tahun 2006, namun tidak merubah dari bentuk aslinya. Pada tahun 1997 Museum Prabu Geusan Ulun bertambah dua buah gedung baru yaitu Gedung Pusaka dan Kereta.






Jam Buka:

SELASA – MINGGU:

8.00 – 16.00 WIB

HARI SENIN & JUMAT TUTUP

Tiket Masuk : –

Lokasi

Jl. Prabu Geusan Ulun No.40B

Gd. Srimanganti,

Sumedang – Jawa Barat Indonesia

Telp : +62 261 201714

e-mail:

info@museumprabugeusanulun.org


Sumber : https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/museum-prabu-geusan-ulun/




Kemegahan Gunung Tampomas Sumedang dari Jalur Pendakian Cibeureum

 


Sumedang - Gunung Tampomas merupakan gunung tertinggi di Kabupaten Sumedang. Gunung ini sering dikunjungi para pendaki.
Gunung Tampomas memiliki ketinggian sekitar 1.684 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan luas sekitar 1.074 hektare. Salah satu jalur pendakian favoritnya, yakni jalur Cibeureum di Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Sumedang.

Dari puncak Tampomas, selain dapat menikmati keindahan kota Sumedang dan Subang, para pendaki juga dapat melihat kemegahan akan beberapa gunung di sekitarnya seperti Gunung Cikuray, Gunung Ciremai, Gunung Kareumbi, Gunung Manglayang dan gunung lainnya di Jawa Barat.

Salah satu pengurus Pos Pendakian Tampomas Boga Carita Doni mengatakan, Gunung Tampomas memiliki karakteristik jalur dengan medannya yang terjal atau oleh para pendaki dikenal dengan istilah 'garutan'.

"Gunung Tampomas medannya hampir sama dengan Gunung Cikurai," ungkap Doni kepada detikJabar.

Gunung Tampomas memiliki 8 pos medan pendakian. Dari pos basecamp sampai pos 3 lahannya di bawah pengawasan perhutani dengan karakteristik jalurnya yang landai.

Kemudian dari pos 4 sampai puncak, lahannya di bawah pengawasan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jabar. Dari sini medannya mulai menanjak dan terjal dengan beberapa spotnya yang dikenal dengan nama Sanghyang Lawang, Sanghyang Taraje dan Sanghyang Tikoro.

"Itu kenapa dinamai Sanghyang Lawang, Sanghyang Taraje dan Sanghyang Tikoro sebab semakin menuju puncak medannya semakin terjal," ungkap Doni.

Menurut Doni, Gunung Tampomas tidak memilki batas vegetasi atau perbatasan antara kawasan hutan dengan kawasan puncak.

"Kalau soal vegetasi pohon, Gunung Tampomas dari mulai pintu rimba sampai puncak itu rapat vegetasi pohonnya sampai puncak," tuturnya.

Sumber air jalur pendakian Cibeureum diketahui sangat minim atau hanya tersedia di pos basecamp pendakian. Itu kenapa para pendaki disarankan agar dapat mempersiapkan kebutuhan air dari bawah.

Gunung Tampomas biasanya dikunjungi para pendaki sekitar 30-50 orang pada saat libur akhir pekan.

"Sementara pada saat momen hari-hari besar nasional, jumlah para pendaki akan semakin bertambah bisa sampai 150 orang atau minimalnya sekitar 100 orang," terang Doni.

Imbauan untuk Para Pendaki

Para pendaki yang akan menjajal jalur Cibeureum menuju puncak Gunung Tampomas diharapkan dapat mengikuti SOP terkait perbekalan dan perlengkapan.

"Jangan sekali-kali menganggap remeh ketinggian Gunung Tampomas atau ketinggian gunung-gunung lainnya. Para pendaki alangkah baiknya mempersiap skenario jika menemui kemungkinan terburuk, entah itu bagi para pendaki yang akan nge-camp atau tek-tok," paparnya.

Satu hal yang sangat penting adalah para pendaki harus memperhatikan kesehatan fisik serta memtal.

"Juga persiapan akan perbekalan air harus diperhatikan sebab pada saat di jalur sampai puncak tidak ada sumber air kalau lewat jalur Cibeureum," terangnya.

Tarif dan Syarat Lain Bagi Pendaki

Para pendaki yang akan mendaki Gunung Tampomas dikenai tarif untuk jasa penitipan kendaraan bermotor sebesar Rp10.000.

Para pendaki juga diwajibkan mengisi formulir terkait biodata serta surat pernyataan yang telah dipersiapkan oleh petugas di lokasi.

"Setelah itu kemudian akan ada pengarahan dari petugas sebelum pengunjung melakukan pendakian menuju puncak," tuturnya.



7 Tempat Makan di Sumedang Terkenal Enak, Harga Mulai Rp 15.000

 


Sumedang - Sedang berada di Sumedang, Jawa Barat? Coba kunjungi sekian tempat makan di Sumedang yang terkenal enak. Ada pilihan menu makan modern hingga tradisional di restoran atau warung makan. Rekomendasi tempat kuliner Sumedang ini cocok untuk spot berkumpul bersama keluarga atau teman di akhir pekan.

1. Tahu JEMBAR MANAH Samoja dan Kopi Batok. 

Tahu JEMBAR MANAH Samoja dan Kopi Batok berada di Jalan Samoja, Pasanggrahan Baru, Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Buka dari pukul 09.00-21.00 WIB. Tempat makan lesehan di Sumedang yang pertama ini berada di kelilingi persawahan dan danau. Sesampainya berada di sana, jangan lupa untuk menikmati aneka menu seperti Sop Iga, Pepes Ikan Peda, Ikan Nila Goreng, dan Ayam Goreng Lengkuas.


2. Rumah Makan Saung Teko 

Masih dengan restoran keluarga dengan konsep lesehan di saung yang menghadap ke danau. Restoran lokal di Sumedang ini menawarkan menu olahan hasil laut dengan dimasak bakar hingga goreng. Pilihan menu makannya cukup beragam seperti Burung Puyuh, Burung Dara, Ayam, dan Bebek dengan harga mulai dari Rp 30.000-120.000. Selain itu, kamu juga bisa pesan aneka menu sate dengan potongan besar menggugah selera. Harga per porsinya mulai dari Rp 20.000-50.000. Lokasinya berada di Jalan Raya Cimuja, Cimuja, Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Buka dari pukul 09.00-21.00 WIB.

3. RM. Cahaya Sari. 

RM. Cahaya Sari berada di Jalan Raya Cirebon - Bandung Nomor 231, Kotakaler, Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Buka 24 jam. Rumah makan sederhana untuk keluarga di Sumedang yang ketiga ini menawarkan menu masakan lalapan dan penyetan. Ada olahan ikan hingga ayam goreng dengan lalapan timun, kangkung, pete, hingga sawi hijau.


4. Ayam Penyet Surabaya. 

Ayam Penyet Surabaya berlokasi di Jalan Mayor Abdurahman, Kotakaler, Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Buka dari pukul 09.00-22.00 WIB. Ada menu seperti Ayam Penyet Kampung, Lele Bakar, Tahu Goreng, hingga Balado Terong dengan harga mulai dari Rp 15.000-25.000. Selain menu masakan makan ditempat, kamu bisa pesan aneka menu nasi kotak dengan harga mulai dari Rp 30.000-41.800. Menunya, seperti Nasi Kotak Nila, Nasi Kotak Lele, dan Nasi Kotak Ayam Penyet.


5. Sate Iting Sumedang. 



Sate Iting Sumedang berada di Jalan Mayor Abdurahman Kubang Jaya Andir, Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Buka dari pukul 08.00-21.00 WIB.

Masih dengan tempat makan keluarga di Sumedang, kamu bisa pesan aneka menu masakan seperti Gulai, Rica-rica, Ayam Bakar, dan Sop Sapi dengan harga mulai dari Rp 10.000-38.000.

6. Rumah Makan Alam Sari. 



Rumah Makan Alam Sari berlokasi di Jalan Mayor Abdurahman Nomor 194, Cimuja, Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Buka dari pukul 09.00-17.00 WIB. Tempat makan yang biasanya menjadi salah persinggahan travel bus dari atau ke Jawa Tengah dan Jawa Timur ini menawarkan banyak menu masakan rumahan dengan harga mulai dari Rp 15.000 per porsinya.

7. Nyusu Doeloe. 



Nyusu Doelo berada di Jalan Pangeran Santri Nomor 82, Kotakulon, Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Buka dari pukul 10.00-22.00 WIB. Cafe sekaligus tempat makan Sumedang terkenal enak yang selanjutnya ini menawarkan menu masakan mengenyangkan. Seperti BBQ Chicken Steak, Spaghetti Katsu, dan Indomie Keju dengan harga mulai dari Rp 12.000-30.000. Selain menu makannya, ada pilihan menu minuman berbahan susu seperti Nyusu Choco, Nyusu Fruit, dan Smoothies dengan harga mulai dari Rp 9.000-20.000.

Sumber : https://www.kompas.com/food/read/2023/10/13/120900475/7-tempat-makan-di-sumedang-terkenal-enak-harga-mulai-rp-15.000?page=2.