Tugu Binokasih Sumedang

Tugu Binokasih Sumedang adalah sebuah monumen selamat datang ke Kota Sumedang dari arah Bandung.

Daerah lingkungan Monumen Tugu Taman Endog

Ini merupakan daerah Taman Endog bagian Jembatan Pasifik

Masjid Agung Sumedang

Penampakan bagian atap Masjid Agung Sumedang.

Bendungan Jatigede Sumedang

Ini adalah penampakan bagian Bendungan Jatigede Sumedang.

Jans Park Sumedang

Salah satu bagian dari Jatinangor Park Nasional Sumedang.

Asap Misterius Keluar dari Balik Lantai Rumah Warga Sumedang



Sumedang - Warga di Lingkungan Malangbong, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan dikagetkan dengan adanya fenomena aneh di rumahnya. Pasalnya, lantai rumahnya tiba-tiba mengeluarkan kepulan asap putih.

Rumah tersebut diketahui milik Mak Ikah (68). Pantauan detikJabar di lokasi pada Senin (5/2/2024) siang, bagian dari lantai rumah Mak Ikah yang sebelumnya sempat mengeluarkan asap, kini sudah tidak lagi tampak ada kepulan asap. Namun, suhu hangat masih terasa di sekitarannya.

Mak Ikah memaparkan kepada detikJabar, sebelum lantainya mengeluarkan kepulan asap putih, dirinya merasakan adanya keanehan lantaran suhu dari lantai rumahnya itu dari yang semula hangat menjadi panas selama sepekan terakhir.

"Jadi awalnya itu sudah satu minggu di salah satu bagian lantai rumah saya suhunya menjadi hangat dan lama kelamaan menjadi panas bahkan saya juga tidak kuat saat menginjaknya," ungkap Mak Ikah kepada detikJabar di lokasi.
Mengetahui ada keanehan yang terjadi maka salah satu bagian lantai rumah Mak Ikah pun kemudian dilakukan pembongkaran pada Minggu (4/2/2024) sore. Saat dibongkar itulah tiba-tiba saja menyeruak kepulan asap putih yang berasal dari bebatuan dari balik lantai.
"Jadi pas dibongkar itu, batu-batuan yang ada di balik lantai tiba-tiba mengeluarkan asap putih cukup banyak," tuturnya.

Mak Ikah dan keluarganya pun saat itu langsung melaporkan ke petugas BPBD atas adanya fenomena tersebut. Pemeriksaan pun kemudian dilakukan oleh petugas BPBD dan petugas PLN lantaran dikhawatirkan adanya kebocoran jaringan listrik.

Namun saat diperiksa PLN, didapati bahwa di titik yang mengeluarkan kepulan asap itu tidak terdapat jaringan listrik. Kemudian, saat diperiksa oleh petugas BPBD pun asap yang keluar dari balik lantai itu tidak mengandung gas yang dapat memantik timbulnya api.

"Oleh petugas BPBD pun sudah dites karena dikhawatirkan dapat memantik timbulnya api tapi saat dites tidak mengandung gas yang dapat menimbulkan kebakaran," papar Mak Ikah.

Penyebab kemunculan asap dari balik lantai rumah tersebut hingga kini masih dalam penyelidikan.

"Kalau kata orang mah asap itu baunya seperti bau bekas sesuatu yang terbakar, namun ada juga yang bilang baunya seperti bau kapur tapi penyebab kemunculannya sendiri belum diketahui," terangnya

Anggota Pusdalops BPBD Sumedang Andri membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap salah satu rumah warga yang lantainya mengeluarkan kepulan asap.

"Setelah kami melakukan assessment bersama tim dan PLN bahwa kepulan asap tersebut berasal dari dasar di balik lantai keramik dan setelah kami bongkar diketahui tidak ada aliran listrik yang liar maupun sumber gas," ungkapnya.

Andri melanjutkan, pihaknya saat ini telah melakukan koordinasi dengan Badan Geologi untuk tindak lanjut ke depannya.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk tindak lanjut ke depannya," ujarnya.

Sumber : https://www.detik.com/jabar/berita/d-7178436/asap-misterius-keluar-dari-balik-lantai-rumah-warga-sumedang





Tanah Longsor di Sukasari Sumedang, Tanaman Padi yang Baru Berusia Sebulan Hancur

 


SUMEDANG - Bencana longsor terjadi di Desa Nanggerang, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Sabtu (3/2/2024) sore. 

Seperti yang dilansir oleh TribunJabar.id, longsor itu terjadi di area persawahan yang polanya terasering. Bagian atas terasering itu ambrol dengan material longsor yang luas. 

Akibat bencana ini, dapat dipastikan petani padi di Kampung Babakan, Desa Nanggerang, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, itu merugi. Penyebabnya, sawah yang baru ditanami itu hancur tertimbun longsor.

Kepala Desa Nanggerang, Muhammad Nandar, mengatakan, peristiwa itu terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras. 

"Kejadiannya setelah hujan reda, sekira pukul 15.30," kata Nandar saat dikonfirmasi TribunJabar.id.

Ia mengatakan, jumlah bidang sawah yang tertimbun longsor dan kerugian materil yang ditimbulkan akibat peristiwa tanah longsor tersebut hingga kini masih dalam pendataan. 

"Hasil pendataan sementara, sawah-sawah yang tertimbun longsor tersebut milik delapan petani, " katanya. 

Menurutnya, selain merusak sawah, longsor juga menimbun irigasi.

"Irigasi tertimbun, padinya baru tanam sekitar satu bulan. Kalau jumlah bidang sawah yang tertimbun dan kerugian petani masih pendataan," katanya. Ia memastikan, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa ini. 

"Hingga saat ini belum ada warga yang melapor anggota keluarganya yang hilang," ucapnya. (*)

Sumber : https://jabar.tribunnews.com/2024/02/03/tanah-longsor-di-sukasari-sumedang-tanaman-padi-yang-baru-berusia-sebulan-hancur 

Rilis SKB Netralitas, ASN Harus Netral dalam Pemilu 2024

 


Sumedang - Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah serentak di tahun 2024 sudah semakin dekat. Untuk menjamin terjaganya netralitas aparatur sipil negara (ASN), pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai ASN dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas bersama dengan Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian, Plt. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana, Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Agus Pramusinto, serta Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja menandatangani SKB tersebut di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Kamis (22/09).

“Tentu kegiatan ini amat sangat penting dalam upaya untuk mewujudkan birokrasi yang netral serta SDM ASN yang bisa men-support agenda pemerintah yaitu salah satunya pemilihan umum yang nanti akan digelar,” ujar Menteri Anas.

ASN memiliki asas netralitas yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 5/2014 tentang ASN. Dalam aturan tersebut termaktub bahwa ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. ASN pun diamanatkan untuk tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.

Menteri Anas menekankan, ketidaknetralan ASN tentunya akan sangat merugikan negara, pemerintah dan masyarakat. “Karena apabila ASN tidak netral maka dampak yang paling terasa adalah ASN tersebut menjadi tidak profesional dan justru target-target pemerintah di tingkat lokal maupun di tingkat nasional tidak akan tercapai dengan baik,” imbuh mantan Bupati Banyuwangi tersebut.

ASN perlu mencermati potensi gangguan netralitas yang bisa terjadi dalam setiap tahapan Pemilu dan Pemilukada. Potensi gangguan netralitas dapat terjadi sebelum pelaksanaan tahapan pilkada, tahap pendaftaran bakal calon kepala daerah, tahap penetapan calon kepala daerah, maupun pada tahap setelah penetapan kepala daerah yang terpilih.

Mantan Kepala LKPP tersebut mengatakan dengan adanya komitmen bersama oleh Kementerian PANRB, Kemendagri, BKN, KASN, dan Bawaslu diharapkan akan terbangun sinergitas dan efektivitas dalam pembinaan dan pengawasan netralitas pegawai ASN. Hadirnya SKB netralitas juga tentunya akan mempermudah ASN dalam memahami hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan berpotensi melanggar kode etik ataupun disiplin pegawai. “Mudah mudahan kegiatan ini nanti akan berdampak luas tidak hanya di pemerintah pusat, tetapi juga di pemerintah kabupaten, kota, provinsi di seluruh Indonesia,” tandasnya.

Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian pun mengamini hal tersebut. Tito memandang ASN menjadi komponen penting pemerintahan untuk menjamin berlangsungnya Pemilu dan Pemilukada tahun 2024 baik di tingkat nasional maupun daerah. “Kita sudah tahu undang-undangnya ASN tidak boleh berpolitik praktis. Karena ASN adalah tenaga profesional yang menjadi motor pemerintahan,” katanya.

Tito memahami bahwa situasi politik bisa saja memanas. Namun ASN harus tetap pada kedudukan profesional dan tidak memihak pada kontestan politik yang akan bertanding di Pemilu maupun Pemilukada. Meskipun sejatinya ASN memang memiliki hak pilih dalam setiap pesta demokrasi yang berlangsung.

“Di sini kita semua sepakat, biarlah siapapun yang bertanding baik tingkat pusat, daerah atau legislatif, proses itu untuk menentukan kader-kader pemimpin yang terbaik. Tapi kita sebagai ASN yang mengawaki jalannya roda pemerintahan harus tetap pada posisi netral siapapun juga pemenangnya,” pungkasnya.

Sumber : https://www.kominfo.go.id/content/detail/44468/rilis-skb-netralitas-asn-harus-netral-dalam-pemilu-2024/0/berita 


Guru Sertifikasi Dan Non Sertifikasi TK,SD,SMP,SMA Ingin Kurikulum Kembali Ke KTSP Lagi

 


Sumedang - Salah satu curhatan guru yang baru -baru ini sempat viral di media sosial. Dimana tidak sedikit yang mengeluhkan terkait dengan bagaimana langkah guru kedepannya dengan kesibukan setiap harinya hanyalah aplikasi dan administrasi saja. Namun tidak ada satu masa, dimana guru tersandera dan bahkan terjajah oleh aplikasi.

Justru hal ini terjadi di era merdeka belajar. Kembalikan tugas guru sebagai seorang pendidik dan pengajar di sekolah. Bukan lagi sebagai pengguna aplikasi yang setiap hari harus berganti. Para tenaga pendidik harus lebih banyak berada di depan murid-muridnya, bahkan tidak diajak untuk berselancar di aplikasi PMM yang di dalamnya terdapat sasaran kerja guru Aparatur Sipil Negara (ASN).

Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) harus mengerjakan pelatihan pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai salah satu syarat penilaian kinerja mereka.

Akibatnya, di awal tahun 2024 ditandai dengan adanya kesibukan para guru bermain pada aplikasi. Aplikasi tersebut juga sungguh sudah berhasil menguasai guru. Guru era saat ini bahkan bisa dikatakan terjajah aplikasi. Siswa seakan terasa terabaikan! Oh My God! Seperti itulah hal penting yang disampaikan pakar pendidikan karakter, Bapak Doni Koesoema dalam channel youtubenya beberapa waktu lalu.

Melihat hal demikian membuat para guru mengeluarkan keluh kesahnya hanya lewat curhatan saja. Entah kepada siapa mereka harus mengadu akan kebijakan baru yang membuat tidak nyaman ini.

Bahkan tak sedikit juga dari mereka yang mulai menginginkan untuk kembali kepada kurikulum KTSP seperti beberapa tahun lalu. Sebab kurikulum KTSP sendiri dinilai lebih layak untuk digunakan oleh para guru yang memiliki keinginan untuk mencerdaskan anak bangsa.

Kurikulum KTSP sendiri diberlakukan secara bertahap di tahun ajaran 2006-2007 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Yang mana untuk membedakan KTSP dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP disusun langsung oleh satuan pendidikan masing-masing.

Kelebihan Kurikulum KTSP yaitu sebagai berikut:

  • Mendorong otonomi serta desentralisasi pada menyelenggarakan pendidikan, termasuk didalamnya kepada sekolah serta guru dalam mengembangkan kurikulum.
  • Mendorong para tenaga pendidik, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah untuk bisa semakin meningkatkan kreativitasnya dalam hal penyelenggaraan program-program pendidikan.
  • Dengan berbasis kompetensi, maka para peserta didik ada didalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian sebagai salah satu wujud pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada serta juga diberikan oleh lingkungan.

JELANG PEMILU, HINDARI MENGUMBAR AIB DIRI DAN ORANG LAIN

 


JELANG PEMILU, HINDARI MENGUMBAR AIB DIRI DAN ORANG LAIN

Disampaikan Oleh : Royo Eko Wardoyo, S.Pd

Di Masjid Al-Mu’minun Perum Citramas


Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْإِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pertama-tama, marilah kita ucapkan syukur Alhamdulillah, karena pada hari ini, kita masih bisa terus merasakan nikmat yang dianugerahkan Allah swt kepada kita semua. Di antaranya adalah nikmat iman, islam dan hidayah Allah SWT sehingga kita bisa tetap istiqomah menjalankan tugas utama kita hidup di dunia yakni beribadah kepada Allah, sebagaimana yang dipermaklumkan oleh Allah SWT dalam surat Adz Dzariyat, 56 :

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.Q.S. Adz-dzariyat : 56

Kedua, Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan mudah-mudahan kita mendapatkan syafa’at beliau di Yaumul Akhir nanti. Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.

Ketiga, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala, kapan pun dan di mana pun kita berada serta dalam keadaan sesulit apa pun dan dalam kondisi yang bagaimana pun, dengan cara melaksanakan segenap kewajiban dan menjauhi segala larangan Allah ta'ala.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Menjelang Pemilu 2024, kita sudah mulai melihat tayangan di berbagai media terkait dengan agenda pesta demokrasi tersebut. Tak terkecuali di media sosial, sudah mulai tersebar beragam informasinya. Hal tersebut menunjukkan keadaan yang bagus untuk sebuah negara yang menjunjung asas demokrasi.

Namun, di sisi lain, salah satu dampak negatif dari agenda lima tahunan ini adalah betapa mudahnya seseorang baik di kehidupan nyata maupun media sosial, mulai membuka aib yang tidak sepaham dengannya, melempar tudingan, mencari-cari kesalahan orang lain, menyebarluaskannya dan bahkan mengarah kepada fitnah dan kebohongan. Berkenaan dengan hal ini, Allah swt memberikan peringatan dalam Al-Qur'an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan aib orang lain dan janganlah kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: 12)

Selaras dengan larangan Allah SWT tersebut, Rasulullah SAW juga melarang mengumbar aib orang lain. Sebagaimana sabdanya:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا إِخْوَانًا

Artinya: "Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara" (HR al-Bukhari).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata aib memiliki arti malu, cela, noda, salah ataupun keliru. Aib dapat berupa peristiwa, keadaan, atau suatu penjelasan. Seringkali aib sendiri maupun orang lain diumbar secara sadar/tidak sadar kepada orang lain, bahkan diviralkan ke media massa atau media sosial. Aib merupakan sesuatu yang digambarkan buruk, tidak terpuji, dan negatif.

Agar kita terhindar dari mengumbar aib diri dan orang lain, setidaknya ada 2 hal pengingat bagi kita. Pertama, selain mengingat ayat dan hadits yang telah khatib baca dan terangkan di awal, secara psikologis tentu tidak ada orang yang ingin aibnya tersebar. Termasuk diri kita sendiri. Maka, sebelum kita memiliki pikiran buruk untuk menyebarkan aib orang lain, renungkanlah apabila kita berada pada posisi orang yang disebar aibnya.

Kedua, kita juga perlu mengingat keutamaan bagi orang-orang yang menutup aib orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya: "Barang siapa menutupi aib seseorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat" (HR Muslim).

Orang hidup di dunia ini, termasuk kita, pasti pernah berbuat dosa ataupun kesalahan yang bisa menjadikan kita sangat malu, apabila diketahui oleh orang lain. Kita bisa terlihat baik di mata orang lain pun semata-mata karena Rahmat Allah, yang menutupi aib kita. Maka berupayalah untuk menutup aib diri kita sendiri, juga orang lain.

Jadikan dosa yang terlanjur pernah kita lakukan, sebagai wasilah permohonan ampun dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Leburlah dengan memperbanyak berbuat kebaikan.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Setidaknya ada dua hal mendasar yang dapat diperankan oleh umat Islam dalam rangka pemilu atau pemilihan umum 2024 ini.

Pertama, menjadi salah satu calon yang jujur dan bersih, baik semasa proses pencalonan maupun masa setelah pemilihan.

Kedua, menjadi pemilih yang cerdas dan bertanggungjawab. Caranya, umat Islam harus berpedoman pada norma ajaran agama dan mengedepankan kepentingan hidup berbangsa dan bernegara di tengah kebhinekaan.

Entah nantinya terpilih ataupun tidak, harus menjadi komitmen awal, bahwa keterlibatan dalam politik praktis tidak lain adalah sebagai bentuk ibadah dan pengabdian. Kekuasaan tidak ditasbihkan sebagai tujuan utama. Jabatan tidak lain adalah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hari akhir.

Sebagaimana dijabarkan oleh Imam Ibnu Taimiyah (661-728 H) dalam kitab al-Siyasah al-Syar’iyyah fi Ishlahi al-Ra’i wa al-Ra’iah, artikulasi kekuasaan dalam kaca mata politik Islam adalah menjaga dan melaksanakan amanah (adai al-amanat) dan menegakkan supremasi hukum (al-hukm bi al-‘adil).  Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al-Nisa’ ayat 58:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا

Artinya: Sungguh, Allah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia, hendaknya kalian menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.Q.S. al-Nisa’ ayat 58.

Sebaliknya menyia-nyiakan amanat merupakan larangan keras dalam Islam, sebagaimana dijelaskan oleh al-Quran dalam surat

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian berkhianat kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah berkhianat atas amanat seraya kamu mengetahuinya."’) al-Anfal ayat 27)

 Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah ta'ala memberikan kita kekuatan untuk berbuat kebaikan, serta menjauhkan kita dari hal-hal yang memunculkan kemarahan-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

SUMEDANG MALAM TAHUN BARU DIGUNCANG GEMPA

SUMEDANG - Warga di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dikagetkan dengan 2 kali guncangan gempa pada Minggu (31/12/2023) sekitar pukul 14.35 WIB. Warga Sumedang Utara, Panji Mukhsinin mengaku merasakan dua kali gempa

"Iya lumayan terasa goncangannya, saya juga langsung keluar dari rumah. Yang paling terasa kencang gempa pertama memang," ujar Panji kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Minggu sore. 

Gempa juga dirasakan warga Kecamatan Rancakalong, Acep Sandi. Saat terjadi gempa, ia bersama keluarganya tengah bersantai di ruang tengah rumah

"Lumayan terasa keras goncangannya, apalagi pas gempa pertama. Tapi alhamdulillah, tidak ada kerusakan di rumah saya setelah gempa itu," tutur Acep

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa pasca-gempa. "Betul, dua kali gempa. Pertama 4.1 (magnitudo), kedua 3.4, gempa berpusat di titik jalur Sumedang kota. Alhamdulillah, sementara ini aman," ujar Atang kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.

Gempa juga dirasakan warga Kecamatan Rancakalong, Acep Sandi. Saat terjadi gempa, ia bersama keluarganya tengah bersantai di ruang tengah rumah. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ "Lumayan terasa keras goncangannya, apalagi pas gempa pertama. Tapi alhamdulillah, tidak ada kerusakan di rumah saya setelah gempa itu," tutur Acep. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa pasca-gempa. "Betul, dua kali gempa. Pertama 4.1 (magnitudo), kedua 3.4, gempa berpusat di titik jalur Sumedang kota. Alhamdulillah, sementara ini aman," ujar Atang kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.

Atang menuturkan, pasca-gempa, personel BPBD Sumedang telah bergerak ke lapangan untuk melakukan asesmen dan pemantauan lapangan. "Untuk sementara ini aman, baik dari personel di lapangan maupun warga belum ada yang melaporkan adanya kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa. Insya Allah, Sumedang aman. Tolong juga kepada media untuk meng-counter informasi yang sudah ramai di media sosial pasca-gempa ini, sampaikan kepada masyarakat, Insya Allah Sumedang aman," kata Atang. 

Sumber Berita : https://bandung.kompas.com/read/2023/12/31/163124978/sumedang-diguncang-2-kali-gempa-warga-kaget-keluar-rumah.

Cadas Lawang, Gerbang di Cadas Pangeran Menuju Sumedang


Sumedang - Sebuah prasasti terpampang di sebuah dinding tebing bebatuan di kawasan Cadas Pangeran atau tepatnya di jalur lama, Dusun Singkup, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.

Tulisan itu berbunyi 'Di bawah pimpinan Raden Demang Mangkoepradja dan di bawah penelitian Pangeran Koesoemah Dinata dibuat pada tahun 1811 dibobok dari tanggal sampai tanggal 12 Maret 1812'.

Lokasi prasasti itu berada, oleh warga setempat dikenal sebagai Cadas Lawang. Dalam bahasa Sunda lawang sendiri memiliki arti pintu atau jalan untuk keluar masuk.

Cadas Lawang adalah bagian dari ruas jalan lama dari Jalur Anyer-Panarukan yang dibangun pada saat Hindia Belanda diperintah oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1762-1818).

Jalur tersebut dikenal sebagai De Groote Postweg atau Jalan Raya Pos. Sebuah proyek pembangunan di bagian Utaranya Jawa. Proyek jalan itu terbentang dari Anyer (Barat Jawa) sampai Panarukan (Timur Jawa) atau berjarak sekitar 1.000 KM.

Titik lokasi Cadas Lawang juga sempat diabadikan oleh fotografer Belanda bernama Wijnand Elbert Kerkhoff. Foto berjudul Tjadas Pangeran menjadi salah satu foto dalam bukunya yang berjudul Het Paradijs van Java (Surga dari Jawa).

Endang Sonali (78), warga Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan, Sumedang mengungkapkan, berdasarkan cerita sesepuhnya terdahulu, dinamakan Cadas Lawang lantaran lokasi itu menjadi pintu atau gerbang masuk menuju Sumedang pada saat dibangunnya jalur tersebut.

Cadas Lawang, kata Endang, merupakan bagian dari Gunung Cadas atau nama awal sebelum menjadi Cadas Pangeran. Dinamakan dengan Cadas Pangeran setelah adanya proyek pembangunan ruas jalan tersebut.

"Kata sesepuh dulu, kawasan ini itu dulunya bernama Gunung Cadas tapi setelah proses pembangunan jalan selesai oleh para pangeran maka berubah menjadi Cadas Pangeran," terangnya.

Endang menyebut, Cadas Lawang memang sudah dikenal dari sejak dulu. Titik lokasi Cadas Lawang berdekatan dengan sebuah gunung yang dinamakan Gunung Cepu.

"Di atas Cadas Lawang itu ada yang namanya Gunung Cepu, tidak jauh dari sana," ujarnya.

Cadas Lawang sering diziarahi oleh sejumlah orang di era kekinian. Konon di sana terdapat empat buah petilasan.

"Di sana ada empat petilasan yakni Eyang Dilaga Jaya Kusuma, Eyang Haji Ismaya, Eyang Saepi Geni dan Eyang Jagaraksa," ungkap Endang.


Sebagaimana namanya, Cadas Lawang memang memiliki kontur tebing berupa bebatuan cadas di kiri dan kanannya. Jika dari arah Bandung maka Cadas Lawang seolah menjadi gerbang untuk memasuki wilayah Sumedang kota. Sementara jika dari arah Sumedang sendiri maka Cadas Lawang seolah menjadi gerbangnya untuk memasuki wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.

Dilansir dari situs resmi Dinas Binamarga dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat, https://dbmtr.jabarprov.go.id, Jalan Cadas Pangeran merupakan bagian dari jaringan jalan raya pos (de grote postweg) yang membentang dari ujung barat (Anyer) sampai ujung timur Pulau Jawa (Panarukan/Banyuwangi) atau membentang sepanjang 1.044 kilo meter.

Jalan tersebut dibangun semasa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels berkuasa di tanah Hindia Belanda (Indonesia sekarang) pada 1808-1811.

Kini, Jalan Cadas Pangeran sendiri memiliki dua jalur. Ada jalur lama atau jalur atas dan ada jalur baru atau jalur bawah.

Jalur atas merupakan jalan yang dibangun oleh Daendels pada 1808. Sementara jalur bawah adalah jalan yang dibangun oleh Bupati Sumedang, yakni Pangeran Aria Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah pada 1908.

Sumber Berita : https://www.detik.com/jabar/berita/d-7115312/cadas-lawang-gerbang-di-cadas-pangeran-menuju-sumedang.