Sumedang - Salah satu curhatan guru yang baru -baru ini sempat viral di media sosial. Dimana tidak sedikit yang mengeluhkan terkait dengan bagaimana langkah guru kedepannya dengan kesibukan setiap harinya hanyalah aplikasi dan administrasi saja. Namun tidak ada satu masa, dimana guru tersandera dan bahkan terjajah oleh aplikasi.
Justru hal ini terjadi di era merdeka belajar. Kembalikan tugas guru sebagai seorang pendidik dan pengajar di sekolah. Bukan lagi sebagai pengguna aplikasi yang setiap hari harus berganti. Para tenaga pendidik harus lebih banyak berada di depan murid-muridnya, bahkan tidak diajak untuk berselancar di aplikasi PMM yang di dalamnya terdapat sasaran kerja guru Aparatur Sipil Negara (ASN).
Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) harus mengerjakan pelatihan pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai salah satu syarat penilaian kinerja mereka.
Akibatnya, di awal tahun 2024 ditandai dengan adanya kesibukan para guru bermain pada aplikasi. Aplikasi tersebut juga sungguh sudah berhasil menguasai guru. Guru era saat ini bahkan bisa dikatakan terjajah aplikasi. Siswa seakan terasa terabaikan! Oh My God! Seperti itulah hal penting yang disampaikan pakar pendidikan karakter, Bapak Doni Koesoema dalam channel youtubenya beberapa waktu lalu.
Melihat hal demikian membuat para guru mengeluarkan keluh kesahnya hanya lewat curhatan saja. Entah kepada siapa mereka harus mengadu akan kebijakan baru yang membuat tidak nyaman ini.
Bahkan tak sedikit juga dari mereka yang mulai menginginkan untuk kembali kepada kurikulum KTSP seperti beberapa tahun lalu. Sebab kurikulum KTSP sendiri dinilai lebih layak untuk digunakan oleh para guru yang memiliki keinginan untuk mencerdaskan anak bangsa.
Kurikulum KTSP sendiri diberlakukan secara bertahap di tahun ajaran 2006-2007 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Yang mana untuk membedakan KTSP dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP disusun langsung oleh satuan pendidikan masing-masing.
Kelebihan Kurikulum KTSP yaitu sebagai berikut:
- Mendorong otonomi serta desentralisasi pada menyelenggarakan pendidikan, termasuk didalamnya kepada sekolah serta guru dalam mengembangkan kurikulum.
- Mendorong para tenaga pendidik, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah untuk bisa semakin meningkatkan kreativitasnya dalam hal penyelenggaraan program-program pendidikan.
- Dengan berbasis kompetensi, maka para peserta didik ada didalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian sebagai salah satu wujud pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada serta juga diberikan oleh lingkungan.
0 comments:
Posting Komentar