Khutbah Jumat Bulan
Maulid : Agar Mencintai dan
Dicintai Rasulullah
Jum’at, 22 September 2023
Disampaikan Oleh : Royo Eko Wardoyo, S.Pd
Khutbah I
اَلْحَمْدُ
لله الَذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَهَدَانَا إلَى
صِرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ صِرَاطِ الَذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَاالضَالِّيْنَ اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ
اَلْمَالِكُ الْحقُّ الْمُبِيْنُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًارَسُوْلُ
الله صَادِقُ الْوَعْدِ الْاَمِيْنِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا محمدٍ فِى
الْاَوَّلِيْنَ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا محمدٍ فِى اْلاَخِرِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوااللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَاَخْلِصُوْا لَهُ الْعِبَادَةَ فَقَدْ اَفْلَحَ مَنْ
اَخْلَصَ اَعْمَالَهُ لِهَِّى قال الله تعالى : قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ
الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Pertama-tama, marilah kita ucapkan syukur Alhamdulillah, karena pada
hari ini, kita masih bisa terus merasakan nikmat yang dianugerahkan Allah swt
kepada kita semua. Di antaranya adalah nikmat iman, islam dan hidayah Allah SWT
sehingga kita bisa tetap istiqomah menjalankan tugas utama kita hidup di dunia
yakni beribadah kepada Allah, sebagaimana yang dipermaklumkan oleh Allah SWT
dalam surat Adz Dzariyat, 56 :
وَمَا
خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya:
“Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Q.S. Adz-dzariyat : 56
Kedua, Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para
sahabatnya dan mudah-mudahan kita mendapatkan syafa’at beliau di Yaumul Akhir nanti. Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
Ketiga, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat
kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa
berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa
ta'ala, kapan pun dan di mana pun kita berada serta dalam keadaan sesulit apa
pun dan dalam kondisi yang bagaimana pun, dengan cara melaksanakan segenap
kewajiban dan menjauhi segala larangan Allah ta'ala.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Memasuki bulan Rabi’ul Awal di
tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia sempurna
pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad ﷺ. Mengingat dalam arti
mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam, meneladani
kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak
bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu
mencintai dan dicintai oleh rasulillah ﷺ
dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat kelak. Maka dari itu
pada kesempatan ini khatib mengangkat tema “Agar Dapat Mencintai dan Dicintai
Rasulullah ﷺ.”
Ma’asyiral muslminin wazumratal
mu’minin hafidhakumullâh,
Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan kelahiran manusia paling mulia di jagat raya. Bulan
maulidur rasulullah shallalahu 'alaihi
wasallam. yakni Muhammad
bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan bangsa Arab
saja, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur’an Surat as-Saba’ ayat 28:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً
لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
Artinya:
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. As-Saba’[34]: 28).
Begitu mulianya Rasulullah SAW, sehingga sebagian ulama
menganggap malam kelahirannya tidak kalah mulianya dibandingkan dengan malam Lailatul
Qadar. Karena adanya malam Lailatul Qadar (sebagai malam diturunkannya
Al-Qur'an) disebabkan adanya kelahiran Rasulullah sebagai penerima wahyu
Al-Qur'an. Rasul yang dipercaya mengemban dan menyampaikan Al-Qur'an kepada
umat manusia di mayapada.
Demikian mulianya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
hingga dalam hadits qudsi diungkapkan:
قال الله تعالى لأدم لولا محمد ماخلقتك
Artinya
: ”Allah SWT berkata kepada Nabi Adam AS.
Jika tidak karena Muhammad, Aku tidak ciptakan engkau wahai Adam.”
Dalam riwayat lain dikatakan "jika tidak karena Muhammad, Aku tidak ciptakan alam semesta
ini".
Prof
K.H. Quraish Shihab dalam Tafsir
Al-Mishbah, (2002: 519) memandang
ayat ini memiliki empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan
Allah dalam hal ini Rasulullah Muhammad ﷺ, ada yang
mengutus yakni Allah ﷻ., yang diutus kepada mereka seluruhnya
yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ﷺ bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh
alam namun justru kepribadian beliaulah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat
Rasulullah Muhammad sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.
Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga
Islam dikenal sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat.
Usman
Abu Bakar dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian rahmat pada diri
Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat manusia, hubungan
sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar agama.
Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagainya. Lebih dari itu, Rasulullah juga
mengajarkan etika terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan
binatang pun diajarkan cara-cara yang maslahat dan tidak menyakiti
binatang.
Sidang Jumat hafidhakumullâh,
Sebagaimana telah dijelaskan
bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya
kedamaian dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai
umatnya kita semua kaum muslimin bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh
hati, dengan kecintaan yang sebenar-benarnya. Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan
cara mencintai rasul secara khusus, namun kecintaan terhadap Rasulullah dapat
dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan memperbanyak membaca shalawat.
Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 56,
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab[33]: 56).
Amin Syukur dalam bukunya Terapi
Hati (2012: 123) menjelaskan para sahabat Rasulullah telah
membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata.
Pertama, Ali Bin Abi Thalib
menggantikan rasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy pada saat
Rasulullah hendak hijrah.
Kedua, berkaitan dengan peristiwa Isra Mi’raj. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada
rasulullah telah diisra mi’rajkan, Abu Bakar Ash-Shidiq lah orang yang pertama
kali meyakini akan kebenaran tersebut.
Ketiga, Umar Bin Khattab tidak
rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal, sehingga siapapun yang berani
mengatakan berita itu akan dipenggal kepalanya oleh beliau.
Keempat, Umu Sulaym mengumpulkan
keringat Rasulullah dan diabadikan.
Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai
Rasulullah adalah dengan mengikuti
sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala
kebiasaan sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti
sunnah-sunnah rasulullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta
oleh Rasulullah.
Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn Mujahid, secara sepontan Ibn
Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh Syibli pun bertanya
tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan
melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid
bertanya kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu
mencintai Syekh Syibli. Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir
Surat at-Taubah dan shalawat setiap selesai shalat fardhu.
لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ. فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ
Dan membaca shalawat
صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّد Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal
itu terhadap syaikh syibli dan ternyata syaikh syibli selalu mengamalkan apa
yang diceritakan rasullah dalam mimpi Ibn Mujahid. Melihat kisah tersebut,
bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun konsisten, terus menerus
dan kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah-lah yang dapat menjadikan kita
semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang
selalu bershalawat dan menjalankan sunnah Rasulullah sebagai bukti cinta kita.
Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari beliau Rasulullah
Muhammad ﷺ, amiin ya
Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمِ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ.
اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا
لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ
حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ
سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ
سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا
الله وَاعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَحَافِظُوْا عَلَى
الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.قال الله تعالى فى القران
الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم إِنَّ اللَّهَ
وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ
عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ
سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سيدنا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سيدنا
اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ
اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا
اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ
ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا
اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ
النَّارِ. عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ
اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ
الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ