Tugu Binokasih Sumedang

Tugu Binokasih Sumedang adalah sebuah monumen selamat datang ke Kota Sumedang dari arah Bandung.

Daerah lingkungan Monumen Tugu Taman Endog

Ini merupakan daerah Taman Endog bagian Jembatan Pasifik

Masjid Agung Sumedang

Penampakan bagian atap Masjid Agung Sumedang.

Bendungan Jatigede Sumedang

Ini adalah penampakan bagian Bendungan Jatigede Sumedang.

Jans Park Sumedang

Salah satu bagian dari Jatinangor Park Nasional Sumedang.

Bolehkan Sholat Tahajud Jika Sudah Sholat Witir di Bulan Ramadhan? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

 


Sumedang - Bagi yang bertanya-tanya bolehkan Sholat Tahajud jika sudah Sholat Witir di bulan suci Ramadhan?, ini kata Ustadz Adi Hidayat.

Umat muslim kini telah memasuki hari ke-11 puasa di bulan Ramadhan 2024. Pada bulan ini, umat muslim kerap memperbanyak amal ibadah pada saat bulan Ramadhan. Salah satu amal ibadah yang dikerjakan umat muslim ialah dengan memperbanyak sholat malam.

Di bulan suci Ramadhan ini umat muslim dianjurkan mengerjakan sholat malam, seperti Sholat Tarawih hingga Sholat Witir. Sebagai mana dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim nomor 1216, berbunyi:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ

Artinya: Rasulullah SAW mengerjakan shalat, antara shalat Isya dan Shubuh sebelas rakaat, beliau salam setiap dua rakaat dan shalat Witir satu rakaat. (HR. Muslim: 1216).

Hal itu dilakukan umat muslim agar mendapat pengampunan dan keberkahan dari Allah SWT. Sementara Sholat Witir merupakan sholat sunnah yang dikerjakan untuk menutup sholat malam.

Lantas bolehkah sholat tahajud jika sudah sholat witir?

Melansir melalui Muslimah Hijrah ID, berikut Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang ketentuan melaksanakan sholat tahajud jika sudah sholat witir.

Seperti hadits di atas, Ustadz Adi Hidayat juga menyampaikan bahwa bulan Ramadhan dianjurkan memperbanyak sholat malam.

"Di bulan Ramadhan kita dianjurkan memperbanyak sholat malam, baik sifatnya qiyamul lail yang dikerjakan sebelum kita tidur," kata Ustadz Adi Hidayat, Kamis (21/3/2024).

Anjuran sholat sunnah malam yang dimaksud Ustadz Adi Hidayat ini juga tertuang dalam Al Quran Surah Al Muzzammil ayat  7 dan 20.

Berikut bacaan QS Al Muzzammil ayat 7:

اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيۡلِ هِىَ اَشَدُّ وَطۡـاً وَّاَقۡوَمُ قِيۡلًا

Artinya: Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan.

Selain sholat tarawih dan witir, sholat sunnah malam yang juga dianjurkan dikerjakan di sepertiga malam itu ialah sholat tahajud.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, sholat tahajud ini baik dikerjakan ketika sudah melaksanakan tidur terlebih dahulu.

"Atau pun bisa Anda kerjakan dengan tahajud, yaitu sholat yang ditunaikan pasca Anda istirahat atau tidur terlebih dahulu," terangnya.

Anjuran melaksanakan sholat tahajud ini tertuang dalam Al Quran Surah Al Isra ayat 79 hingga 81.

"Dalilnya terdapat di dalam Al Quran Surah ke-17 ayat 79 sampai 81”,

وَمِنَ الَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَ ‌ۖ عَسٰۤى اَنۡ يَّبۡعَـثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحۡمُوۡدًا‏

Artinya: Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.

Menanggapi pertanyaan tentang bolehkah sholat tahajud jika sudah sholat witir, ini kata Ustadz Adi Hidayat.

Menurutnya, dua sholat sunnah malam itu ditunaikan dengan ketenangan, kenyamanan dan kebaikan.

"Dua hal ini bila Anda kerjakan di malam bulan Ramadhan sifatnya disebut dengan tarawih yaitu sholat yang ditunaikan dengan ketenangan, kenyamanan dan kebaikan," ujarnya.

Adapun waktu pengerjaan sholat tahajud dan tarawih ini cukup berbeda.

Di mana sholat tahajud dapat dikerjakan di waktu sepertiga malam atau setelah tidur dan bangun kembali.

Sedangkan sholat tarawih dan witir dikerjakan setelah sholat Isya atau di malam harinya.

"Boleh setelah Isya sebelum tidur, boleh di malam hari Anda kemudian tidur terlebih dahulu tunaikan di malam harinya,"

Terkait dengan pertanyaan itu, Ustadz Adi Hidayat mengatakan boleh saja melaksanakan sholat tahajud jika sudah sholat witir.

Pelaksanaan itu diperbolehkan, asalkan tidak memberatkan umat muslim.

"Adapun terkait apakah malamnya boleh sholat lagi?, maka ulama menyampaikan itu boleh dikerjakan, silahkan sepanjang itu tidak memberatkan Anda," pungkasnya.

 

Sumber : Bolehkan Sholat Tahajud Jika Sudah Sholat Witir di Bulan Ramadhan? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat (msn.com)

Fiqih Puasa: Suntik dan Infus Apakah Membatalkan?

 


Sumedang - Saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tubuh idealnya dalam kondisi sehat dan prima agar dapat melakukan puasa hingga usai. Karena, orang yang sakit keras dalam syariat mendapatkan keringanan untuk membatalkan puasa dan berkewajiban untuk mengqadhanya di kemudian hari.    Namun, terdapat sebagian orang sakit yang tetap bersikukuh untuk melakukan puasa dan menyuntikkan obat ataupun dipasangi selang infus sebab penyakit atau prosedur medis tertentu.   Lalu apakah tindakan demikian dapat membatalkan puasa? Pasalnya, terdapat cairan yang masuk ke dalam tubuh.

Sebelum beranjak pada hukum fiqih, perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan antara suntik dan infus. Kebanyakan, suntik berisi cairan obat-obatan adapun infus merupakan metode pemberian obat atau cairan nutrisi yang berfungsi untuk menggantikan cairan maupun zat makanan dari tubuh melalui pembuluh darah vena.

Perbedaan kandungan zat itu membuat efek penggunaan suntik dan infus menjadi berbeda, setelah diinfus tubuh seseorang cenderung terasa segar dan tidak merasa lapar meski juga tidak kenyang. Sedangkan, penggunaan injeksi atau suntik adalah murni sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit bukan sebagai nutrisi pengganti zat makanan dan minuman.


Menilik ketetapan fiqih, melakukan suntik saat puasa hukumnya diperbolehkan jika dalam kondisi darurat. Akan tetapi, mengenai batal dan tidaknya puasa terjadi tarik ulur pendapat di kalangan ulama.   Menurut pendapat pertama, hukumnya membatalkan puasa secara mutlak sebab perkara yang dimasukan ke dalam tubuh akan sampai ke dalam perut. Menurut pendapat kedua, hukumnya tidak membatalkan puasa secara mutlak, sebab sampainya hal tersebut tidak melalui lubang tubuh yang terbuka.    

Sementara itu, menurut pendapat ketiga yang menjadi pendapat ashah hukumnya diperinci: Jika sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh itu masuk dalam kategori nutrisi penyuplai makanan (pengganti makanan), atau bukan nutrisi namun masuknya melalui urat nadi atau otot yang terbuka dan mengarah ke dalam perut maka hukumnya dapat membatalkan puasa.  Jika bukan demikian, maka hukumnya tidak membatalkan puasa.   Ketiga pendapat ini terangkum dalam kitab At-Taqriratus Sadidah yang ditulis oleh Syekh Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaff :

حُكْمُ الْإِبْرَةِ: تَجُوْزُ لِلضَّرُوْرَةِ، وَلَكِنْ اخْتَلَفُوْا فِي إِبْطَالِهَا لِلصَّوْمِ عَلَى ثَلَاثَةِ أَقْسَامٍ أَقُوْلُ:  فَفِيْ قَوْلٍ: إِنَّهَا تُبْطِلُ مُطْلَقًا؛ لِأَنَّهَا وَصَلَتْ إِلَى الْجَوْفِ. وَفِي قَوْلٍ: إِنَّهَا لَا تُبْطِلُ مُطْلَقًا؛ لِأَنَّهَا وَصَلَتْ إِلَى الْجَوْفِ مِنْ غَيْرِ مَنْفَذٍ مَفْتُوْحٍ. وَقَوْلٌ فِيْهِ تَفْصِيْلٌ وَهُوَ الْأَصَحُّ إِذَا كَانَتْ مَغْذِيَةً فَتُبْطِلُ الصَّوْمَ وَإِذَا كَانَتْ غَيْرَ مَغْذِيَةٍ فَنَنْظُرُ إِذَا كَانَتْ فِيْ الْعُرُوْقِ الْمُجَوَّفَةِ وَهِيَ الْأَوْرَدَةُ فَتُبْطِلُ، وَإِذَا كَانَ فيِ الْعَضَلِ وَهِيَ الْعُرُوْقُ غَيْرِ الْمُجَوَّفَةِ فَلَا تُبْطِلُ

Artinya : “Hukum suntik diperbolehkan karena kondisi darurat, akan tetapi ulama berselisih pendapat dalam membatalkan puasa sebab perkara tersebut dalam tiga pendapat: Suntik membatalkan puasa secara mutlak, sebab dapat sampai ke perut. Tidak membatakan secara mutlak sebab sampainya ke perut tidak memalui jalur lubang yang terbuka. Pendapat yang di dalamnya terdapat perincian. Pendapat ini merupakan ashah. Yakni: Jika hal tersebut (menancapkan jarum) bersifat menguatkan atau memberi asupan maka dapat membatalkan puasa; sedangkan apabila tidak demikian maka dilihat, (a) jika jarum itu ditancapkan di otot yang terbuka (urat nadi) maka dapat membatalkan, sedangkan (b) jika di otot yang tidak terbuka maka tidak membatalkan.” (Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaff, At-Taqrirat As-Sadidah fil Masail Al-Mufidah [Tarim: Dar Al-Ulum Al-Islamiyyah], halaman 452)


Kendati demikian, Syekh Muhammad bin Ahmad bin Umar As-Syathiri (wafat 1422 H) dalam kitabnya Syarhul Yaqutun Nafis mengutip pernyataan sebagian ulama bahwa penggunaan suntik semacam ini tidak masuk melalui jalur yang semestinya, sehingga perkara tersebut tidak sampai membatalkan puasa :

أَمَّا حُكْمُ اْلإِبْرَةِ قَالُوْا إِنَّ اْلإِبْرَةَ الَّتِي يُحْقَنُ بِهَا اْلمَرِيْضُ تَمُرُّ بِاْلعُرُوْقِ وَتَصِلُ إِلَى اْلجَوْفِ فَتَفْسُدُ اْلصَّوْمَ. لَكِنْ قَالَ بَعْضُ اْلعُلَمَاءِ: كُلُّ مَا يَدْخُلُ إِلَى اْلجِسْمِ مِنْ مَنْفَذٍ غَيْرِ طَبِيْعِيٍّ فَإِنَّهُ لاَ يَبْطُلُ بِهِ اْلصَّوْمُ

Artinya, “Adapun hukum jarum dikatakan bahwa sesungguhnya jarum yang disuntikkan pada orang yang menderita sakit dan melalui otot yang terbuka (urat nadi) serta sampai pada rongga tubuh maka puasanya batal. Akan tetapi, sebagian ulama menyatakan bahwa setiap perkara yang masuk tubuh dari jalur yang tidak normal maka hal tersebut hukumnya tidak membatalkan puasa.” (Muhammad bin Ahmad bin Umar As-Syathiri, Syarhul Yaqutun Nafis fi Mazhabi Ibni Idris [Jeddah: Dar Al-Minhaj], halaman 307).


Sejumlah penjelasan di atas mengantarkan pada kesimpulan: Penggunaan jarum suntik saat menjalankan ibadah puasa hukumnya tidak membatalkan, karena sampainya perkara tersebut tidak melalui jalur normal dari lubang tubuh yang terbuka selama tidak disuntikkan pada bagian otot yang terbuka atau urat nadi. Praktik infus hukumnya dapat membatalkan puasa sebab bersifat menguatkan atau memberikan asupan nutrisi terhadap tubuh. Wallahu a’lam bisshawab.   

Sumber : Ustadz A Zaeini Misbaahuddin Asyuari, Alumni Ma’had Aly Lirboyo Kediri dan pegiat literasi pesantren ditulis di https://islam.nu.or.id/ramadhan/fiqih-puasa-suntik-dan-infus-apakah-membatalkan-jv89J


URGENSITAS SHOLAT

 


SUMEDANG Sholat merupakan rukun Islam kedua yang terdiri dari sholat wajib dan sholat sunah. Sholat wajib artinya sholat yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Sementara sholat sunah, kita akan mendapatkan pahala jika melakukannya tetapi jika tidak mengerjakan tidak akan mendapatkan dosa.

Hadits sholat tiang agama bisa menjadi pengingat kita agar selalu senantiasa menjalankan sholat lima waktu, apapun keadaan kita. Allah SWT memerintahkan umatnya untuk menjalankan sholat fardhu dalam Al-Qur'an yang menghubungkan seseorang dengan Allah SWT.

Perintah untuk sholat juga tercantum dalam surat Al-Isra ayat 78 :

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Artinya: "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."

Sholat adalah tiang agama, sehingga jika kita tidak melaksanakannya maka akan roboh. Dari Mu'adz bin Jabal, Nabi SAW bersabda:

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ

Artinya: "Inti segala perkara adalah Islam dan tiangnya yang merupakan sholat." (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973.)

Ada juga hadits yang menegaskan bahwa sholat menjadi pembeda antara seorang muslim dengan orang kafir. "Perjanjian antara kami dengan orang kafir adalah sholat. Barangsiapa yang meninggalkan sholat maka ia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah).

Selain hadits, perintah sholat fardhu juga dituangkan dalam Surat Hud ayat 114:

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ

Artinya: "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS Hud: 114).

Sholat juga memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar. Berdasarkan ayat tentang sholat dalam Quran Surat Al-Ankabuut ayat 45, Allah SWT berfirman

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya: “Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Juga dalam Q.S. An-Nisa (4) : 103 disebutkan bahwa mendirikan ibadah shalat lima waktu merupakan kewajiban setiap umat Islam yang sudah dewasa (mukallaf).

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Artinya : “Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin. (Q.S : An-Nisa : 103)

Amal manusia yang paling pertama dihisab di hari kiamat dan menjadi standar baik buruk amalnya yang lain adalah sholat lima waktu. Seperti Dikutip dari Petunjuk Lengkap Tentang Sholat  oleh Dr Said bin Ali, Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِننْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

Artinya : "Yang paling pertama dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah sholat . Jika (sholat nya) baik, maka baiklah seluruh amalnya, sedangkan jika (sholat nya) buruk, maka buruklah seluruh amalnya.”

Dari Tamim ad-Dari radhiyallahu anhu beliau berkata secara marfu' (Rasulullahbersabda):

إنَّ أوَّلَ ما افتَرضَ اللَّهُ على النَّاسِ من دينِهِمُ الصَّلاةُ ، وآخرَ ما يبقى الصَّلاةُ ، وأوَّلَ ما يحاسبُ بِهِ الصَّلاةُ ، ويقولُ اللَّهُ انظُروا في صلاةِ عبدي . فإن كانت تامَّةً كُتِبت تامَّةً ، وإن كانت ناقصةً يقولُ : انظُروا هل لعبدي تطوُّعٍ ؟ فإن وُجِدَ لَهُ تطوُّعٌ تمَّتِ الفريضةُ منَ التَّطوُّعِ ، ثمَّ قالَ : انظُروا هل زَكاتُهُ تامَّةٌ ؟ فإن كانت تامَّةً كُتِبت تامَّةً ، وإن كانت ناقِصةً قالَ : انظروا هل لَهُ صدقةٌ ؟ فإن كانت لَهُ صدقة تمَّت له زَكاتُهُ

Artinya : “Yang paling pertama dihisab dari seorang hamba adalah sholat nya, jika dia menyempurnakannya maka akan dicatat sempurna. Namun jika dia tidak menyempurnakannya, Allah berkata kepada Malaikat-Nya, “Lihatlah, apakah kalian dapatkan pada diri hamba-Ku perbuatan-perbuatan sunnah yang menyempurnakan kewajibannya.' Kemudian setelah itu ditanya tentang zakatnya, kemudian amal ibadah lainnya akan diambil berdasarkan hal itu." (HR Abu Daud, 1/228, no 864, 866, Ibnu Majah, 1/458, no 1425, Ahmad, 4/65, 103, 5/377).

Sumber : Dihimpun penulis dari beberapa sumber

JUMLAH KITAB SAMAWI YANG DITURUNKAN ALLAH KEPADA NABI DAN RASUL

 


Sumedang - Allah SWT menurunkan sejumlah kitab samawi kepada nabi dan rasul pilihan-Nya. Kitab yang terakhir diturunkan adalah Al-Qur'an.

Menurut Buku Pedoman Umum Pelajar Rangkuman PAI oleh Tri Astuti, kitab samawi adalah kitab yang diturunkan dari langit atau dari Allah SWT melalui malaikat-Nya. Adapun, malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu baik dalam bentuk kitab maupun suhuf adalah Jibril.

Seperti dilansir www.detik.com Allah SWT menurunkan kitab samawi dalam jumlah yang banyak. Menurut Kholilurrohman dalam buku Hadits Jibril, kitab samawi yang diturunkan Allah SWT dan diberikan kepada para nabi dan rasul yang terpilih berjumlah 104.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 di antaranya diturunkan kepada Nabi Syits AS, 30 kepada Nabi Idris AS, 10 kepada Nabi Ibrahim AS, dan 10 kepada Nabi Musa AS sebelum menerima Taurat. Kemudian, Allah SWT menurunkan 4 kitab lainnya, yakni Taurat kepada Nabi Musa AS, Zabur kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa AS, dan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW.

Kitab samawi yang diturunkan kepada Nabi Syits AS, Nabi Idris AS, Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Musa--sebelum menerima Taurat--lebih sering dikenal sebagai suhuf atau wahyu dalam bentuk lembaran.

Hal ini turut dijelaskan dalam hadits yang berasal dari Abu Dzar RA, dia bertanya kepada Rasulullah SAW: "Berapa jumlah kitab yang telah Allah turunkan?" Rasulullah menjawab:

مِائَةُ كِتَابٍ وَأَرْبَعَةُ كُتُبٍ أُنْزِلَ عَلَى شِيثٍ خَمْسُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى أَخْنُوخَ ثَلَاثُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ عَلَى مُوسَى قَبْلَ التَّوْرَاةِ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ التَّوْرَاةُ والإنجيل والزبور والقرآن

Artinya: "Ada 104 kitab. Diturunkan kepada nabi Syits 50 suhuf, diturunkan kepada nabi Idris 30 suhuf, diturunkan kepada nabi Ibrahim 10 suhuf, diturunkan kepada nabi Musa sebelum taurat 10 suhuf. Allah juga menurunkan Taurat, Injil, dan Al Quran." (HR Ibnu Hibban)

Sementara itu, Idik Saeful Bahri dalam bukunya yang berjudul Konsep Mayoritas Ahlussunnah Wal Jammah menerangkan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama terkait jumlah suhuf dan penerimanya. Pendapat lain menyebut, Allah SWT juga menurunkan suhuf kepada Nabi Adam AS sejumlah 10 suhuf. Sehingga, jumlah suhuf keseluruhan ada 110.

4 Kitab Samawi yang Wajib Diimani

Kitab samawi yang wajib kita imani berjumlah 4. Di antaranya kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an. Mengutip buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, berikut penjelasan selengkapnya.

1.      Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa AS sekitar abad 12 SM di daerah Israel dan Mesir. Selain menerima Taurat, Nabi Musa AS juga menerima 10 suhuf.

2.      Kitab Zabur

Kitab Zabur adalah kitab yang diwahyukan kepada Nabi Daud AS sekitar abad 10 SM di Tanah Kanaan. Kitab Zabur ditulis dalam bahasa Qibti. Kitab ini berisikan 150 nyanyian rohani (dalam bahasa Arab disebut mazmur) dari Nabi Daud AS.

3.      Kitab Injil

Kitab Injil adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Isa AS pada abad pertama masehi. Menurut buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak untuk MTs Kelas VIII oleh Hasan AF, Injil artinya kabar baik.

Adapun, isi pokok kitab Injil memiliki kesamaan dengan kitab-kitab sebelumnya, yakni perintah untuk mengesakan Allah SWT. Kitab ini juga berisikan ajaran untuk hidup zuhud, menjauhi kerusakan dan ketamakan dunia.

4.      Kitab Al-Qur'an

Kitab Al-Qur'an adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sekitar abad ke-6 Masehi di Jazirah Arab. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab dan menjadi pedoman bagi umat Islam hingga akhir zaman. 

Diterangkan dalam Al-Wafi fi Syarh Al-Arbain An-Nawawiyyah oleh Musthafa Dib Al-Bugha, Al-Qur'an merupakan kitab Allah SWT yang mengandung mukjizat. Allah SWT menjaga Al-Qur'an di dada (hafalan) dan di kertas (tulisan). Sebagaimana Dia berfirman,

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ ٩

Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS Al Hijr: 9)

Kholilurrohman menerangkan dalam buku Hadits Jibril, seluruh kitab samawi yang diturunkan Allah SWT kepada nabi dan rasul pilihan-Nya menyerukan ajaran tauhid. Bahwasannya, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT.


Sumber : https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6417374/jumlah-kitab-samawi-yang-diturunkan-allah-kepada-nabi-dan-rasul  




Tips Sehat Saat Puasa, Hindari 5 Kebiasaan Ini Biar Enggak Lemas


SUMEDANG - Selamat puasa bagi yang menjalankan dan semangat terus, ya!

Membahas soal puasa, salah satu tips sehat dan semangat saat ramadan adalah menghindari beberapa kebiasaan yang bikin lemas.

Untuk itu, kita bakal cari tahu 5 kebiasaan yang bikin lemas saat puasa dan perlu kita kurangi biar bisa  Power full Ramadhannya.

Apa saja kebiasaan yang bikin lemas saat puasa?

1. Kebanyakan tidur


Kebiasaan saat puasa yang bikin lemas dan perlu kita kurangi adalah kebanyakan tidur.

Apakah kita termasuk yang jadi malas ngapa-ngapain dan memilih banyak tidur saat puasa?

Kalau iya, sebaiknya kita mulai kurangi kebiasaan yang satu ini ya.

 

Sebab, memilih buat banyak tidur seharian nyatanya bukan bikin badan tambah segar, tapi justru bikin tubuh kita jadi makin lemas, lho!

2. Melewatkan sahur

Susah bangun subuh saat puasa kerap kali bikin seseorang jadi melewatkan waktu sahur.

Padahal kebiasaan ini justru bikin tubuh tambah lemas.

Sebab, melewatkan sahut bikin enggak ada nutrisi yang masuk ke tubuh, terlebih air.

Alhasil tubuh jadi lemas dan kita pun jadi susah berkonsentrasi atau fokus seharian.

Maka dari itu, meski mata terasa berat buat bangun pas subuh, tetap usahakan bangun di saat sahur dan konsumsi makanan kaya nutrisi biar enggak lemas saat puasa.

Tentu saja, jangan lupa minum penuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih saat sahur, ya!

3. Tidur enggak lama setelah sahur


Kebiasaan yang satu ini ternyata justru bakalan bikin tubuh jadi lemas, lho!

Sebab, makanan saat sahur belum sepenuhnya dicerna. Selain itu, tidur setelah sahur yang biasanya hanya sebentar juga bikin pusing.

Dari pada langsung tidur setelah sahur, lebih baik kita majukan jam tidur kita di malam hari.

Memajukan jam tidur membuat kita bisa bangun tepat waktu buat sahur dan enggak terlalu mengantuk setelahnya. Oke?


4. Makan terlalu banyak saat sahur


Harapannya, biar enggak lapar saat puasa seharian, tapi kenyataannya, kebiasaan ini malah bikin tubuh tambah lemas.

Kita juga bisa merasa mual akibat makan kekenyangan, terlebih jika setelah sahur kita langsung tidur.

5. Bermalas-malasan


Kebiasaan yang satu ini juga sebaiknya dihindarkan ya.

Soalnya, tubuh yang tetap aktif bergerak membuat sirkulasi darah di tubuh jadi lancar dan tubuh jadi lebih segar.

Dari pada bermalas-malasan, kita bisa lakuin aktivitas fisik ringan biar banyak gerak dan berkeringat.

Misalnya dengan membantu mama bersihin rumah, rapi-rapi kamar atau beres-beres halaman.

Itu dia 5 kebiasaan yang bikin lemas saat puasa, yang sebaiknya kita kurangi ya.

Semoga puasa hari ini berjalan lancar. Let's #PowerUpRamadan! 

Sumber : Tips Sehat Saat Puasa, Hindari 5 Kebiasaan Ini Biar Enggak Lemas (msn.com)

Cara Mudah Mengetahui Ginjal Sehat atau Tidak,Cek Ciri-cirinya dari Urine

 


SumedangBagaimana cara mengetahui apakah ginjal kita sehat atau tidak?

Berikut cara mudah untuk mengetahuinya. Organ ginjal memiliki fungsi esensial dalam tubuh. Ginjal harus dijaga dengan baik. Adapun fungsi ginjal dalam tubuh manusia adalah mengatur keseimbangan cairan tubuh, menghilangkan racun, mengontrol tekanan darah dan kadar garam, serta menghasilkan bentuk aktif vitamin D.

Namun saat fungsi ginjal menurun atau tidak terjaga, maka akan mempengaruhi kualitas sistem organ lain seperti paru-paru, jantung, serta otak.

Berikut adalah ciri ginjal yang disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr. Dina Nilasari, Ph.D., Sp.PD-KGH, di acara Kalbe Academia for Media dalam rangka Hari Ginjal Sedunia 2024, Kamis (14/3/2024).



Ia mengatakan, ginjal yang sehat tidak selamanya bisa diketahui secara kasat mata.

Namun yang paling gampang bisa terlihat dari urin yang dihasilkan oleh tubuh.

"Urin kita ada busa apa enggak. Kalau ginjalnya sehat, busanya tidak ada," ungkap dia.

Kemudian ciri ginjal sehat lain adalah, urinnya memiliki warna bening, tidak keruh serta tidak mengandung darah.

Namun kadang-kadang tidak ada gejala yang memperlihatkan apabila ginjal sakit. Tapi yang penting adalah untuk melakukan pemeriksaan secara berkala bagi kelompok-kelompok berisiko.

"Ginjal sakit tidak selamanya melalui sinyal nyeri. Biasanya nyeri karena ada infeksi batu ginjal," tutur dr Dina.

Lalu bagaimana ciri ginjal yang tidak sehat?

Dokter Dina menuturkan, tidak ada gejala spesifik yang ditunjukkan fungsi ginjal tidak terjaga.

Pemeriksaan ginjal harus dilakukan bagi mereka yang masuk kategori berisiko, misalnya pasien dengan diabetes, hipertensi, orang yang dalam keluarganya memiliki penyakit ginjal maupun orang dengan obesitas atau kegemukan.

"Ginjal harus dicek, enggak ada gejala di awal. Adanya urin berbusa, urin bercampur darah diawal. Tapi enggak semua orang dengan penyakit ginjal mengalami kondisi ini diawal-awal," tutur dia.

Deteksi Dini



Deteksi dini harus dilakukan, karena mayoritas pasien gangguan ginjal datang ke dokter ketika stadium akhir.

Hal ini membuat pasien harus cuci darah.

"Jadi karena di awal tidak adanya gejala, maka sebaiknya memang early detection. Jika tidak terdeteksi sejak dini, kondisi pasien sudah memburuk dan akibatnya harus terapi pengganti ginjal yaitu cuci darah, transplantasi atau cangkok ginjal,” ungkapnya.

Ia berpesan untuk menjaga ginjal tetap sehat perlu dilakukan modifikasi gaya hidup menjadi healthy lifestyle.

Di antara, dengan menghindari obat-obatan yang berpotensi merusak ginjal dan junk food yang tinggi sodium.

Selain itu, menjaga pola makanan yang dapat memicu diabetes, karena faktor penyebab terbesar di dunia (termasuk juga di Indonesia) untuk gangguan ginjal adalah diabetes.

Faktor penyebab kedua ialah penyakit radang ginjal. Serta, komorbid atau penyakit penyerta yang tidak dikelola dengan baik.

Salah satu gangguan ginjal adalah penyakit ginjal kronis (PGK).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi PGK di Indonesia tahun 2018 sebanyak 713.783 orang (0,38 persen).

Angka ini meningkat drastis dibandingkan dengan prevalensi pada 2013, yaitu 499.800 orang (0,2 persen).

Hal ini menandakan masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan ginjal, termasuk memahami tentang penurunan fungsi ginjal.

Sumber : Cara Mudah Mengetahui Ginjal Sehat atau Tidak,Cek Ciri-cirinya dari Urine (msn.com)

KAJIAN RAMADHAN SINGKAT TENTANG KEISTIMEWAAN PUASA RAMADHAN

 


Sumedang - Kajian Ramadhan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi bulan puasa. Kajian Ramadhan atau sering juga disebut tausyiah, umumnya dilaksanakan setelah shalat jamaah atau jelang berbuka. Inilah kajian Ramadhan singkat tentang keistimewaan puasa Ramadhan yang perlu diketahui umat Muslim.

Tujuan dari kajian Ramadhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan agama kepada umat Muslim. Dihimpun dari buku Fikih Puasa Serial Kajian Ramadhan yang disusun oleh Mohammad Hafid (2022:3), berikut adalah contoh kajian Ramadhan tentang keistimewaan puasa Ramadhan.

Delapan Keistimewaan Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang di dalamnya terdapat keistimewaan. Keistimewaan ini dapat dirasakan oleh umat yang menjalankannya dengan sungguh-sungguh. Syaikh Imam Izzudin bin Abdis Salam dalam bukunya, Maqasid al-Shaum, menyebutkan setidaknya ada delapan keistimewaan puasa Ramadhan.

1.     Puasa dapat meninggikan derajat seseorang.

Seseorang yang melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan dengan penuh keikhlasan, tidak hanya akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt, namun juga dijanjikan dua kebahagiaan. Dua kebahagiaan itu adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2.     Puasa dapat melebur segala dosa.

Puasa Ramadhan dapat menghapus segala dosa, kecuali dosa besar. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah Saw,

"Ramadhan dapat menghapus dosa-dosa sebelumnya, kecuali dosa-dosa besar" (HR. Ahmad).

3.     Puasa melemahkan dan mengekang syahwat.

Puasa merupakan cara yang ditawarkan Islam dalam menahan nafsu. Selain itu puasa juga dapat mencegah gangguan serta bisikan setan.

4.     Puasa memotivasi untuk memperbanyak sedekah.

Rasa lapar dan dahaga yang dirasakan oleh orang berpuasa akan menjadi motivasi untuk menjadi dermawan. Sebab mereka juga dapat merasakan penderitaan kaum dhuafa.

5.     Puasa dapat meningkatkan ketaatan.

Puasa akan mengingatkan kita akan penderitaan dan siksa neraka yang lebih besar. Oleh sebab itu, ketaatan harus senantiasa ditambah dan ditingkatkan dalam bulan Ramadhan.

6.     Puasa dapat menjadikan kita bersyukur.

Dengan berpuasa seharian penuh, kita akan merasakan betapa besar nikmat makanan dan minuman dari Allah Swt, yang mungkin selama ini kita abaikan di kehidupan sehari-hari.

7.     Puasa dapat menghindarkan diri dari perbuatan maksiat dan menyimpang.

Dalam kondisi lapar, orang akan fokus untuk mendapatkan makanan dan minuman. Sementara jika dalam keadaan kenyang, orang akan lebih cenderung untuk menyimpang dan berbuat maksiat.

8.     Puasa juga dapat menyehatkan.

Terakhir, bentuk dari keistimewaan puasa Ramadhan adalah menyehatkan, baik badan maupun pikiran. Rasulullah Saw bersabda,

"Berpuasalah kalian, niscaya kamu akan sehat" (HR. Al-haitsami).

Bulan Ramadhan adalah bulan ketika umat Islam berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mendengarkan kajian Ramadhan untuk menambah wawasan tentang Islam.

Sumber : https://kumparan.com/berita-terkini/kajian-ramadhan-singkat-tentang-keistimewaan-puasa-ramadhan-20BLv8eu8q0