Sumedang. Sebagai rukun Islam, sholat bukan sekedar ibadah ritual berupa gerakan dan bacaan berurutan dari takbiratul ihram hingga salam. Lebih dari itu, sholat adalah wujud keintiman hamba dengan Allah SWT. Dengan kata lain sholat bukan hanya aktivitas lahiriyah yang diatur oleh Fikih, tetapi juga aktivitas ruhaniah yang kental dengan nuansa Tasawuf dan sarat dengan peristiwa simbolik.
Sholat adalah amalan seorang hamba yg dihisab di yaumul akhir.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَاِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ. .... الحديث
Artinya: "Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalat. Jika shalatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika rusak shalatnya sungguh ia menjadi orang yang merugi." (HR Abu Dawud, An-Nasai dan At-Tirmidzi).
Setiap muslim wajib melaksanakan sholat 5 waktu. Kewajiban ini perlu dlakukan oleh semua umat muslim karena sholat adalah tiang agama. Dikatakan tiang Agama karena Islam tidak dapat ditegakkan kecuali dengan Shalat.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Pangkal atau pokok semua urusan adalah Islam, dan yang menjadi tiang atau penopang tegaknya Islam ialah Shalat fardhu lima waktu, sedangkan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah,” (HR.Bukhari dan Muslim). Setiap umat Islam yang meninggalkan ibadah sholat, berarti sudah meruntuhkan agama dan menghilangkan eksistensinya. Maka dari itu, sudah semestinya setiap muslim menunaikan ibadah sholat lima waktu. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah hadis riwayat An-Nafilah fii Ahhadits Adh-Dhoifah karya Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy, Rasulullah bersabda: اَلصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنُ وَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْنَ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ تَرَكَ الدِّيْنَ "Assholatu 'imaduddin Faman aqomaha waqod aqomaddin Faman tarokaha waqod hadamaddin". Artinya : “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkan shalat, maka berarti telah menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia telah merobohkan agamanya”. Seorang muslim tidak boleh melaksanakan sholat dengan sembarangan. Perlu pemahaman secara jelas mengenai sholat agar diterima oleh Allah SWT. Menurut Nasaruddin Umar, Sholat merupakan penghubung antara hamba dengan Rabb-nya, sebagai bukti tunduk dan patuh atas perintah dan larangan-Nya. Sedangkan makna filosofis gerakan salat adalah sebagai berikut : 1) Berdiri bermakna ketegaran seorang hamba sebagai manifestasi sifat Tuhan (qayyumiyyah al-Haq). Berdiri di atas kebenaran. وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Terjemahan "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung". 2) Takbiratul Ihram bermakna penyerahan diri. Ghufron Hasan dalam bukunya berjudul Aku Cermin Shalatku (2012:92), secara bahasa, takbiratul Ihram berarti takbir yang mengharamkan mushalli (orang yang shalat) untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya halal dilakukan. Makan, minum, berbicara, dan semacamnya hukumnya halal sebelum shalat, tetapi ketika kita sudah takbiratul Ihram (shalat), hal-hal yang disebutkan itu menjadi haram dilakukan dan bisa membatalkan shalat. Secara filosofis, takbiratul Ihram ini bermakna mengharamkan detakan hati untuk berkelana ke alam materi dan lalai akan Allah. Dalam takbir, kita mengawali dengan mengangkat kedua tangan. Posisi tangan seperti ini biasanya kita lihat pada orang yang dalam keadaan menyerah, tunduk, atau pasrah. Gerakan ini memberikan sebuah gambaran filosofis kepada kita bahwa ketika kita hendak shalat kita awali semua aktivitas di dalamnya dengan kepasrahan, ketundukan, dan totalitas kepada Dzat yang memiliki kehidupan. Totalitas mengandung makna bahwa seluruh fokus mengalir ke satu titik tujuan, tidak terhalang oleh bayangan-bayangan materi yang mengalihkan perhatian kita dari Allah. Caranya adalah mematikan rasa dan indera dari getaran-getaran duniawi. 3) Bersedekap bermakna ketidakberdayaan. “Para ulama berkata bahwa hikmah dari sikap (bersedekapnya tangan) ini adalah sikap seorang hamba yang memohon (kepada Allah dengan memelas) lagi merendahkan diri. Dan sikap tangan seperti itu merupakan sikap yang paling menghalangi seseorang dari perbuatan sia-sia (dalam shalat) serta lebih dekat dengan kekhusyu’an. 4) Bacaan Al-Fatihah dan surah pendek adalah suatu teguran atau komunikasi antara seorang hamba dengan Allah SWT. 5) Ruku' bermakna tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan-Nya. makna ruku adalah seorang yang seakan-akan sedang melaksanakan sholat mengatakan, "akulah hamba-Mu dan sungguh aku telah menghamparkan tanganku kepadaMu." 6) I'tidal bermakna mengingatkan kembali agar kita bersikap rendah diri dan merasa lemah. Secara bahasa i’tidal bermakna menjadikan sesuatu lurus dan tegak. Dan secara istilah Iktidal merupakan bentuk gerakan bangkit dari ruku’ dan sujud dengan tegak dan lurus. I'tidal memiliki arti tegak lurus dengan beragam pemahaman, semisal : a. Tegak lurus bersikap sesuai dengan aturan. b. Tegak lurus berarti memiliki konsistensi bersikap. c. Tegak lurus juga berarti teguh pendirian dalam kebenaran. 7) Sujud bermakna sebagai perendahan diri seorang diri di hadapan Allah. Sujud merupakan wahana paling efesien untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Memang secara psiklogis, sujud memiliki nilai lebih dibandingkan dengan rukun shalat yang lain. Karena ketika sujud posisi seseorang benar-benar menunjukkan kerendahannya di hadapan Sang Khaliq. Bagaimana tidak, kepala yang menjadi bagian paling istimewa dalam tubuh manusia dan tempat bersemayamnya panca indera. Juga anggota tubuh yang paling dimuliakan oleh manusia, tiba-tiba diposisikan begitu rendahnya hingga rata dengan tanah, tempat kaki berpijak. 8) Tasyahhud bermakna sebagai bentuk kepasrahan. Tasyahud dalam sholat menyimpan rahasia yang agung karena bacaannya merupakan dialog antara Allah dan Rasul-Nya. Tasyahud atau Tahiyyat adalah salah satu rukun sholat. Setiap muslim wajib membaca lafaz Tahiyyat dengan benar dan merenungkan maknanya. Untuk diketahui, kalimat Tahiyat adalah percakapan Allah dengan kekasih-Nya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dalam kaidah fiqih sholat, orang yang keliru membaca Tasyahud dapat menyebabkan sholatnya tidak sah. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam Kitab Al-Majmu (3/441): "Tasyahud harus dibaca secara urut. Jika urutannya ditinggalkan, maka dinilai, jika hal itu dapat menyebabkan perubahan yang merusak makna, maka sholatnya tidak sah dan sholatnya batal jika dia sengaja. Karena itu berarti ucapan di luar sholat. Jika tidak merubah maknya, maka pendapat dalam mazhab adalah sholatnya sah. Dan inilah yang benar." Ulama kharismatik yang juga Zurriyah Nabi, Al-Habib Ali Al-Jufri dalam satu ceramahnya, menjelaskan rahasia dan makna bacaan Tasyahhud. "Ketika engkau sedang dalam duduk bertahiyyat. Perhatikanlah bacaannya, itu bukan bacaan sembarangan. Itu kalimat yang terlontar dalam peristiwa agung yaitu pertemuan antara Allah dan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam (saat Isra Mi'raj). Dengan mendalami maknanya, kamu akan terbimbing dalam kehidupan orang-orang sholeh," kata ulama yang bermukim di Uni Emirat Arab itu. Di saat Rasulullah berkata: التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Artinya : "Segala penghormatan yang diberkahi dan segala rahmat yang teramat luhur adalah milik Allah semata." Setelah Rasulullah mengatakan hal itu, Allah menyampaikan Salam kepada beliau: السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُه Assalaamu 'alaika Ayyuhannabiyyu wa Rahmatullahi wa barakaatuh Artinya : "Salam sejahtera semoga tercurah kepada mu, wahai Nabi Muhammad, semoga juga rahmat Allah dan berkah-Nya pun tercurah kepadamu wahai Nabi." Nabi pun menjawab: السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِين As-Salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillahi as-shoolihin. Artinya : "Semoga salam sejahtera tercurah kepada kami dan hamba-hamba-Mu yang sholeh." Habib Ali menjelaskan, perhatikanlah dalam keluhuran dan ketinggian derajatnya, beliau tak melupakan ummatnya, terutama orang-orang sholeh agar mereka merasakan kebahagiaan sebagaimana yang beliau rasakan. Allah mengabulkan doa Nabi dengan menyerahkan kunci pintu surga bagi Rasulullah dan semua orang beriman. Apakah kunci surga? Kunci untuk memasuki surga adalah dengan mengucap kalimat dua Syahadat dan bertakwa kepada Allah. 9) Salam bermakna kembali pada kesadaran Universal antara manusia, alam semesta dan Allah SWT.
0 comments:
Posting Komentar