Sumedang - Hari ini Jum’at, 17 Oktober 2025 guru, kepala sekolah tingkat TK, SD, SMP serta pengawas sekolah se kabupaten Sumedang mengikuti seminar nasional yang berjudul How to be a great teacher. SMPN 1 Jatigede juga mengirimkan utusannya yakni 1 KS dan 5 Guru. Bp. Royo Eko Wardoyo, S.Pd. selaku KS bersama 5 guru yakni : Bp. Asep Gumilar, S.Pd., Bp. Dicky Irwan Firmansyah, S.Sn.,Bp. Abdurahman Arrosyid, S.Pd., Bu Iska Widiansyah, S.Pd., dan bu Ai Hernawati, S.Pd. Seminar tersebut memberi semangat agar guru bisa bertransformasi diri menjadi guru hebat (Great Teacher). Menjadi seorang guru hebat jauh melampaui kemampuan mengajar di kelas. Itu adalah perjalanan tranformatif guru yang menuntut komitmen, refleksi diri dan perubahan pola pikir secara radikal.
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam menyukseskan pendidikan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan akan kosong dari materi, esensi, dan substansi. Oleh karena itu, kemampuan guru harus lebih dari sekadar keterampilan mengajar. Guru yang hebat (The Great Teacher) adalah guru yang mampu menjadi sumber inspirasi bagi muridnya. Dengan demikian, kualitas lembaga pendidikan yang unggul pun akan terwujud.
Berikut adalah 8 pilar yang akan mengubah seorang guru biasa menjadi The Great Teacher (Guru Hebat) yang menginspirasi dan tak terlupakan :
1. In the Zone (Berhenti Menjalani Apa Kata Orang)
Guru hebat tahu bahwa ia tidak bisa memuaskan semua orang. Ia tidak terjebak pada komentar, kritik, atau ekspektasi berlebihan dari luar. Sebaliknya, ia memilih untuk fokus pada panggilan hatinya mendidik dengan sepenuh jiwa.
The Great Teacher menjalani profesinya bukan karena ingin dipuji, tetapi karena sadar bahwa tugasnya adalah membentuk masa depan bangsa. Ia bekerja dari hati, bukan demi penilaian. Saat sudah in the zone, ia mengajar dengan penuh energi, kreativitas, dan keikhlasan, karena ia tahu: ia sedang berada di jalannya sendiri.
2. Jangan Hidup di Masa Lalu
Guru hebat tidak terjebak pada nostalgia masa lalu atau cara lama yang sudah tidak relevan. Ia belajar dari pengalaman, tetapi tidak berhenti di sana. Dunia berubah, siswa berubah, dan guru pun harus terus berubah.
The Great Teacher menjadikan masa lalu sebagai pelajaran, bukan penjara. Ia terus berinovasi, mencoba hal baru, dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman agar pembelajarannya selalu bermakna bagi siswa masa kini.
3. Jangan Menyalahkan Siapapun
Ketika hasil belajar tidak sesuai harapan, guru hebat tidak buru-buru menyalahkan siswa, orang tua, kurikulum, atau lingkungan. Ia mulai dari diri sendiri dengan bertanya, “Apa yang bisa saya perbaiki?”
Sikap ini menunjukkan kedewasaan profesional. The Great Teacher memahami bahwa perubahan besar dimulai dari diri sendiri. Dengan berhenti menyalahkan, ia membuka ruang refleksi dan solusi, bukan keluhan dan pembenaran.
4. Fokus Perbaiki Input
Guru hebat tahu bahwa kualitas hasil belajar (output) sangat tergantung pada apa yang ia masukkan (input) — baik itu bahan ajar, metode, maupun keteladanan.
Ia tidak hanya menuntut siswa untuk lebih baik, tetapi juga memperkaya dirinya dengan membaca, berdiskusi, belajar teknologi pendidikan, dan memperbaiki pendekatan mengajarnya.
The Great Teacher paham bahwa jika ia memperbaiki kualitas dirinya, maka hasil pengajarannya pun akan meningkat.
5. Belajar dari yang Terbaik
Guru hebat tidak merasa paling tahu. Ia rendah hati untuk belajar dari guru lain, pelatih, tokoh inspiratif, bahkan dari siswanya sendiri.
Ia mencari inspirasi dari praktik baik, mengikuti pelatihan, dan terbuka terhadap kritik yang membangun. The Great Teacher sadar bahwa untuk menjadi yang terbaik, ia harus terus belajar dari yang terbaik. Karena hanya guru pembelajar yang bisa melahirkan murid pembelajar.
6. Bekerja Sama dengan yang Terbaik
Guru hebat tidak berjalan sendirian. Ia membangun kolaborasi — dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan komunitas belajar.
Ia tahu bahwa kekuatan sebuah sekolah terletak pada kerja tim, bukan kerja individu.
The Great Teacher menghargai ide, mendukung rekan sejawat, dan menciptakan budaya saling menguatkan. Dengan bekerja sama dengan orang-orang terbaik, ia memperbesar dampak kebaikan bagi sekolah dan siswanya.
7. Komitmen
Guru hebat tidak mudah menyerah. Ia tetap berusaha meski menghadapi siswa yang sulit, sistem yang belum sempurna, atau situasi yang menantang.
Komitmennya bukan hanya pada tugas administratif, tetapi pada panggilan moral dan kemanusiaan: mencerdaskan dan membentuk karakter generasi muda.
The Great Teacher menunjukkan keteguhan hati — tetap konsisten dalam visi, disiplin dalam tindakan, dan sabar dalam proses.
8. Memiliki Alasan yang Sangat Kuat (The Big Why)
Guru hebat memiliki alasan besar mengapa ia memilih menjadi pendidik. Ia sadar bahwa profesi ini bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan untuk mengubah kehidupan orang lain.
The Great Teacher bangun setiap hari dengan semangat karena tahu bahwa setiap pelajaran yang ia sampaikan bisa menyalakan masa depan seseorang.
The Big Why-nya adalah cinta — kepada ilmu, kepada anak-anak, dan kepada masa depan bangsa. Alasan inilah yang membuatnya bertahan, berjuang, dan terus memberi, meski tak selalu mendapat tepuk tangan
Dokumentasi :











.jpeg)
.jpeg)



.jpeg)

.jpeg)


.jpeg)

.jpeg)
.jpeg)






.jpeg)

.jpeg)

.jpeg)

.jpeg)

.jpeg)
.jpeg)




