Sumedang - Ini kisah tentang dua dawai yang terbang jauh dari tempat asalnya. Dua dawai yang menjelajahi dinginnya 'suhu' Eropa. Dari kota tahu menuju negeri pizza. Dari Sumedang hinggap di Naples, Napoli, Italia sebagai kota pertamanya.

Seperti dilansir detikjabar.com, adalah duo musisi asal Bandung yang kini berdomisili di Tanjungsari Sumedang, yakni Teguh Permana selaku pemain tarawangsa dan Azah Sastra selaku pemain kecapi.

Saat ini, grup yang dinamainya Tarawangsawelas sedang menggelar tur Eropa bertajuk Winter Tour 2023. Sederet kota di Eropa akan disambanginya. Mulai dari Naples (Italia), Milan (Italia), Turin (Bologna), Roma (Italia), Geneva (Switzerland) dan Berlin (Jerman).

Grup yang bernaung di bawah Morphine Records, sebuah label rekaman asal Berlin, Jerman ini menampilkan musik tradisi tarawangsa dengan sentuhan kontemporer. Perjalanan Tarawangsawelas ke Eropa kali ini, selain untuk kegiatan tur serta memenuhi undangan acara, juga dalam rangka proses rekaman untuk album keduanya di Berlin, Jerman.

"Perjalanan kali ini sambil sekalian kami proses rekaman di Berlin dari tanggal 18 November sampai 19 November 2023," ungkap Teguh saat diwawancara detikJabar melalui sambungan telepon, Kamis (9/11/2023).

Ternyata bukan kali pertama Tarawangsawelas tampil di luar negeri. Tahun-tahun sebelumnya pun mereka pernah menjelajah kota di Eropa. Itu dimulai dari tahun 2017 sampai 2019 seperti Meakusma (Eupen,Belgia), Korzo Theater (Den Haag, Belanda), Berghain (Berlin, Jerman), Vooruit (Gent, Belgia), Global (Kopenhagen, Denmark), Marsell Paradise (Milan, Italia) dan beberapa kota lainnya.

Selain menjelajah Eropa, Tarawangsawelas juga pernah tampil di beberapa negera Asia pada 2019 seperti di Studio Lam (Bangkok, Thailand), We Are Neighbours (Bangkok, Thailand) dan Organik Festival (Taipei, Taiwan).

Menurut Teguh, tidak banyak perbedaan dalam tur yang digelar tahun ini. Bedanya hanya ada pergantian instrumen yang dipakai dari yang semula diiringi Jentreng, kini menggunakan kecapi Kawih. Hal itu seiring pergantian personel dari semula bareng Wisnu, kini bersama Azah Sastra dari sejak tahun 2020.

Sekadar diketahui, seni tarawangsa dimainkan dengan menggunakan dua alat musik, yakni tarawangsa atau alat musik gesek dengan dua dawai dan jentreng atau sebuah kecapi dengan tujuh senar.

Kesenian ini salah satunya berasal dari desa Rancakalong, Sumedang. Tarawangsa hadir sebagai bagian dari sebuah ritual, di mana selama delapan jam penuh, musik dan tarian terpatri sebagai bagian dari persembahan serta doa suci untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Tarawangsawelas sendiri tidak sekadar mempertahankan tradisi. Mereka menggabungkan Tarawangsa dengan kecapi siter, sebuah kecapi dengan dua puluh senar disertai efek pedal yang mengeluarkan nuansa suara baru yang dapat memikat serta menghanyutkan para pendengarnya.

Ide dan konsep dari Tarawangsawelas lahir dari kearifan seni tarawangsa itu sendiri. Sebuah komposisi musik meditatif, yang membawa pendengar berkhayal ke dalam alam kosmik dan menciptakan suasana atmosferik yang mempesona.

Tarawangsawelas telah menelurkan satu album berjudul Wanci (2017) yang dirilis ke dalam bentuk vinyl dan format platform digital.

Teguh berharap tur tahun 2023 ini dapat menambah pengalaman serta dapat menghadirkan nuansa baru bagi penonton yang belum pernah mendengar dan hadir dalam pertunjukan Tarawangsawelas.

Dalam tur kali ini, Tarawangsawelas akan membawakan beberapa lagu hasil ciptaannya. Di antaranya, Matahari, Dari Timur, Kecemasan, MTDH (materi baru) dan Pawon (materi baru).

Sumber : https://www.detik.com/jabar/budaya/d-7028387/kala-musik-tarawangsa-sumedang-jelajahi-kota-kota-di-eropa.



0 comments:

Posting Komentar