Sejarah Bajingan, Istilah Rocky Gerung saat Kritik Kebijakan Jokowi

 


Jakarta  -- Akademisi Rocky Gerung sempat menggunakan istilah 'bajingan tolol' saat mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo. Kritik itu disampaikan dalam acara buruh yang digelar di Kota Bekasi beberapa waktu lalu.

Seperti yang dilansir CNN Indonesia, efeknya banyak orang yang akhirnya mencari sejarah kata bajingan. Banyak pengguna media sosial penasaran dengan istilah tersebut. Sebab, tidak sedikit yang merasa istilah bajingan yang digunakan Rocky dalam mengkritik terlalu kasar, bahkan cenderung menghina. 

Lantas, apa sebenarnya arti kata bajingan dan sejarahnya hingga dianggap kasar?

Sejarah kata bajingan

Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata bajingan memiliki arti penjahat, pencopet. Kata ini juga merujuk pada kata-kata makian yang bisa diartikan sebagai orang yang kurang ajar.

Tetapi, kata bajingan juga memiliki arti lain. Merujuk berbagai sumber, kata bajingan justru bisa juga diartikan sebagai orang yang menarik gerobak atau orang yang mengendalikan gerobak pakan sapi.

Seorang bajingan di masa lalu memiliki peranan yang cukup penting. Mereka adalah orang yang bertugas menarik gerobak atau pedati yang biasanya ditarik menggunakan kerbau, sapi atau kuda.

Orang yang disebut bajingan ini akan memegang tali kekang untuk mengatur langkah dan perjalanan hewan yang jadi penarik gerobak. Jasa bajingan di masa lalu digunakan oleh kepala daerah dan orang-orang yang cukup penting dalam pemerintahan untuk mengangkut hasil bumi mereka.

Seiring waktu, bajingan yang semula memiliki peranan penting dalam hal distribusi dan transportasi justru berubah. Mereka cenderung dianggap negatif karena diduga sering mencuri hasil bumi dan tani yang mestinya mereka angkut.

Para saudagar yang semula menyewa para bajingan ini pun jadi sering mengumpat. Mereka menyampaikan rasa tidak suka dan kecewa dengan menyerukan kata 'dasar bajingan'.

Kemungkinan besar, sejarah kata bajingan hingga menjadi hal yang negatif pun berasal dari sini. Karena banyak tuan tanah dan saudagar yang kecewa, akhirnya mereka sering mengumpat kepada para bajingan.


0 comments:

Posting Komentar