Tugu Binokasih Sumedang

Tugu Binokasih Sumedang adalah sebuah monumen selamat datang ke Kota Sumedang dari arah Bandung.

Daerah lingkungan Monumen Tugu Taman Endog

Ini merupakan daerah Taman Endog bagian Jembatan Pasifik

Masjid Agung Sumedang

Penampakan bagian atap Masjid Agung Sumedang.

Bendungan Jatigede Sumedang

Ini adalah penampakan bagian Bendungan Jatigede Sumedang.

Jans Park Sumedang

Salah satu bagian dari Jatinangor Park Nasional Sumedang.

Ponpes Al Zaytun Sering Bikin Gaduh, Pentolan NII Crisis Center Berencana Laporkan Panji Gumilang

Indramayu, Jawa Barat.

Kisruh dugaan ajaran sesat Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu Provinsi Jawa Barat pimpinan Syekh Panji Gumilang, seperti tidak ada habisnya. Kali ini datang dari Ken Setiawan, pentolan pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center berencana akan melaporkan Panji Gumilang ke Polisi.

Dilansir dari berbagai sumber informasi, Selasa 9 Mei 2023 Ken Setiawan akan melaporkan Panji Gumilang karena telah membuat kisruh di kalangan masyarakat. Kisruh yang dimaksud Ken Setiawan, menilai bahwa Panji Gumilang selalu membuat kontroversi dan telah menistakan agama. Apalagi, menurut Ken Setiawan pimpinan Ponpes Al Zaytun tersebut berani menegaskan Mazhab yang diyakini Panji Gumilang adalah mazhab Bung Karno.

Hal itu dibuktikan, dari kabar berita yang beredar dari salat berjarak, dan bercampurnya antara jemaah laki-laki dan perempuan serta cara adzan yang tidak lazim. "Kami melihatnya Al Zaitun telah menampakkan diri, istilahnya fajar sidik makanya dia berani berkoar soal Mazhab Bung Karno," kata Ken Setiawan. Dikatakan Ken Setiawan, Mazhab Bung Karno yang dipopulerkan Panji Gumilang tersebut sudah masuk dalam kategori penistaan agama, karena dalam Islam tidak ada mengenal Mazhab Bung Karno.

Lebih lanjut dikatakan Ken Setiawan, Bung Karno adalah tokoh nasionalis kemerdekaan Indonesia, jangan dijadikan landasan ibadah.

"Aturannya dalam beragama kan sudah jelas, makanya saya anggap ini sebagai penistaan agama, Dia (Panji Gumilang) buat aturan sendiri masuk dalam pasal kegaduhan," ujar Ken Setiawan.

Oleh sebab itulah, Ken Setiawan berencana melaporkan sosok Panji Gumilang ke polisi terkait dugaan penistaan agama. Ken Setiawan juga mempertanyakan peran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementrian Agama (Kemenag) RI yang terkesan tutup mata melihat kehebohan Ponpes Al Zaytun ini.

Padahal, lanjut Ken Setiawan MUI dan Kemenag telah melakukan penelitian tahun 2002 dan hasilnya terindikasi adanya keterkaitan Al Zaytun dengan NII Komando Wilayah 9. Namun, sangat disayangkan hasil penelian di tahun 2002 tersebut tidak di publish ke masyarakat.

Untuk itu, Ken Setiawan kembali mendesak pihak MUI dan Kemenag RI untuk turun tangan langsung, dengan melakukan pembinaan di Ponpes Al Zaytun guna mengantisipasi kesesatan ajaran yang lebih menyimpang.

Salam Ala Pendiri Ponpes Al Zaytun Indramayu Ternyata Lagu Rohani Yahudi ‘Hevenu Shalom Alechem’, Ini Artinya

Indramayu. Salam ala pendiri Ponpes Al Zaytun Indramayu ternyata lagu rohani Yahudi ‘Hevenu Shalom Alechem’, ini artinya. Masih hangat diperbincangkan, salam versi baru ala Panji Gumilang, pendiri sekaligus Pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu. Lagi dan lagi, Panji Gumilang tak pernah lepas dari kontroversi.

Terbaru, soal salam yang diucapkan Panji Gumilang pada acara malam 1 suro dalam kalender jawa, atau pada malam 1 Muharram. Di mana, Panji Gumilang meminta agar tamu undangan yang hadir untuk mengucapkan salam yang tak biasa. Bukan hanya sekedar ‘Assalamualaikum’, namun alumni Gontor tahun 1966 ini juga meminta tamu undangan, termasuk saat itu yang masih menjabat Wabup Indramayu, Lucky Hakim untuk dapat mengucapkan salam sambil bernyanyi. Dia pun menyanyikan salam Yahudi "Havenu Shalom Aleichem", yang kemudian viral di media sosial.

Dalam unggahan video Youtube dengan nama Arek Pati, Panji Gumilang mengajak warganya mengucapkan salam yang aneh. "Saya mengajak saudara mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja," sebut Panji dalam unggahan video tersebut. Tahu kah kamu makna dan arti dari ‘Hevenu Shalom Alechem’?

"Hevenu Shalom Alechem," merupakan lagu ritual Yahudi.

Havenu Shalom Alechem adalah judul lagu rohani Kristen yang sudah sangat populer. Biasanya, Hevenu Shalom Alechem akan dinyanyikan pada hari Jumat malam pada awal Sabat, yaitu hari Sabat Yahudi. Adapun artinya dalam bahasa Ibrani, Havenu Shalom Alechem, yaitu berarti "Semoga Damai menyertaimu".

Shalom ini diterjemahkan secara terbatas dalam bahasa Indonesia dengan arti damai, sejahtera, selamat. Kalimat ini juga merupakan bentuk jamak sehingga digunakan untuk menyalami banyak orang. Shalom Aleichem ini juga sering digunakan oleh pemeluk Kristen Orthodox Timur Tengah.

Terutama oleh komunitas di kawasan Israel, Palestina, Suriah, Libanon, Yordania, Turki, Mesir, Maroko dan Rusia. Rupanya, kontroversi Ponpes Al Zaytun Indramayu di bawah pimpinan Syaikh Panji Gumilang membuat para alumni ketar-ketir.

Selain heboh para alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu yang pro dan kontra dengan hal-hal yang terjadi di Ponpes Al Zaytun Indramayu tersebut, ada pula kekhawatiran dari para alumni terkait jodoh yang sulit, karena kontroversi Ponpes. Ini seperti yang sedang heboh di kolom komentar media sosial. Dari komentar pada postingan di akun Instagram alumnizaytun, ada komentar bentuk kekhawatiran bagi para alumni yang masih lajang. Ini dilontarkan oleh akun @haikal.bhn.

Dia menyampaikan keprihatinannya terhadap alumni akibat kehebohan yang ditimbulkan Pondok Pesantren Al Zaytun. Khususnya, kata dia untuk alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu yang masih melajang. Kata dia, alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu yang masih lajang bisa terpojok, karena kontroversi kampung yang heboh saat ini. "Kasihan alumni yang sedang mencari jodoh bisa2 terpojok gara2 ulah pondoknya," tulis pemilik akun @haikal.bhn.

Tak hanya itu, bahkan ada juga alumni yang mengaku malu telah menjadi alumni di Ponpes Al Zaytun Indramayu tersebut. Salah satunya disampaikan akun Instagram @rosnorzazaaina.

"Kalau dulu mah baik2 aja..tapi pas aku tuh udah selesai sekolah disana.. Jadi makin jauh ajaran nya.. Aku alumni disini.. Dulu baik2 aja kok.. Kok gini ya sekarang.. Sedih banget liatnya..," tulis pemilik akun. "Iya aneh banget, aku yang angkatan 5 aja jadi malu bilangnya pernah sekolah di Al Zaytun," timpal seseorang yang tak menyertakan nama.

Komentar para alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu ini terkait postingan akun yang menyertakan pendiri sekaligus pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang.*

Panji Gumilang Pendiri Ponpes Al Zaytun Diduga Cabuli Pegawai dan Santriwati

Indramayu. Belakangan ini nama Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu menjadi perbincangan hangat publik. Bagaimana tidak, mereka melaksanakan praktik ajaran Islam yang berbeda dari biasanya. Salah satu yang diunggah akun @kepanitiaanalzatun soal sholat Idul Fitri 1444 H. Dalam konten tersebut, tampak jemaah dibuat berjarak dan juga bercampur antara jemaah perempuan dan laki-laki. Keterangan pada foto tersebut dikatakan sebagai perayaan Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil’alamin Al-Zaytun Indonesia.

Berkat hal tersebut, pendiri yayasan yang bernama Panji Gumilang atau yang kerap dipanggil Syekh Panji Gumilang turut menjadi sorotan. Pria bernama Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang itu mendirikan Ponpes Al Zaytun pada 13 Agustus 1996. Namun, sosok Panji Gumilang itu disebut-sebut memiliki rekam jejak yang cukup kontroversial. Pria kelahiran Desa Sembung Anyar itu sempat dihubungkan dengan gerakan Darul Islam / NII KW 9. Gerakan ini dipimpin oleh Abu Toto yang diduga nama alias dari Panji Gumilang.

Bukan hanya itu, pada tahun 2017 silam, alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu sempat bermasalah dengan guru-guru di Ponpes Al Zaytun Indramayu. Kala itu, Panji Gumilang diduga sudah melakukan penghinaan dan pelecehan. Karena kasus tersebut, diperkirakan sebanyak 117 guru tidak dapat mengajar karena belum mengajukan surat pengajuan seperti yang diinginkan oleh Panji Gumilang. Kasus pelecehan yang diduga dilakukan Panji Gumilang bukan hanya itu saja.

Pada tahun 2018, Panji Gumilang sempat melakukan pelecehan seksual terhadap mantan pegawainya yang berinisial K. Namun, korban baru melaporkan pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun tersebut pada tahun 2021.

Hal tersebut lantaran lingkungan Al Zaytun yang sangat ketat. Bahkan, pengacara korban yang bernama Djoemaidi Anom mengatakan bahwa korban ditempatkan Panji di area ponpes. Selama di lokasi yang berjarak dua kilometer dari pusat pendidikan, Panji mengawasi K. Bahkan, saat berobat ke rumah sakit pun, K selalu mendapat pengawalan dari petugas Ponpes Al Zaytun. Panji dilaporkan dengan tuduhan pencabulan terhadap K. Korban sempat membuat laporan bernomor LP/B/212/II/2021 ke Polda Jabar.

Kasus tersebut sampai saat ini sudah berjalan sekitar 3 tahun. Akan tetapi, kasus dugaan pelecehan seksual tersebut masih belum menemui titik terang. Panji Gumilang juga masih aktif sebagai pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun yang kontroversial tersebut.

Sigra Hantam Motor BeAT Tanpa Lampu di Sumedang, 2 Perempuan Tewas

SUMEDANG, KOMPAS.com - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon, tepatnya di Dusun/Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Minggu (7/5/2023) dini hari. Akibatnya, dua orang perempuan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Dikutip dari TribunJabar.id, kecelakaan terjadi antara mobil Daihatsu Sigra berpelat nomor D 1163 VDE dengan motor Honda BeAT bernomor polisi D 6768 AR.

Yudi mengatakan, kecelakaan bermula ketika mobil Daihatsu Sigra yang dikendarai pria bernama Iwan (30) warga Kampung Dampit 02/06, Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung melaju dari Cirebon menuju ke arah Cirebon. Kemudian, kata Yudi, di lokasi kejadian, pengendara mobil tersebut hendak mendahului sebuah dump truk yang melaju dari arah yang sama, dan dari arah berlawanan muncul sepeda motor yang dikendari oleh dua perempuan yang berboncengan. "Kecelakaan tak terhindarkan. Satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian, dan satu orang lagi meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang," ujar Kasat Lantas Polres Sumedang AKP Yudi Sadikin.

Kedua korban adalah Tya Mulyani Az-Zahra (16), warga Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, dan Nabila Azahra (38), warga Desa Mekar Mukti, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. "Benar, peristiwa kecelakaan ini terjadi sekira pukul 01.15, " kata Kasat Lantas Polres Sumedang AKP Yudi Sadikin. Yudi mengungkapkan , sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab peristiwa kecelakaan maut tersebut. "Masih lidik (penyelidikan), berdasarkan keterangan sementara yang didapat, saat kejadian lampu motor korban tidak menyala. Keluarga korban tewas sudah datang ke RSUD Sumedang," pungkasnya.