Tugu Binokasih Sumedang

Tugu Binokasih Sumedang adalah sebuah monumen selamat datang ke Kota Sumedang dari arah Bandung.

Daerah lingkungan Monumen Tugu Taman Endog

Ini merupakan daerah Taman Endog bagian Jembatan Pasifik

Masjid Agung Sumedang

Penampakan bagian atap Masjid Agung Sumedang.

Bendungan Jatigede Sumedang

Ini adalah penampakan bagian Bendungan Jatigede Sumedang.

Jans Park Sumedang

Salah satu bagian dari Jatinangor Park Nasional Sumedang.

Pembiasaan Kegiatan Kerohanian SMPN 1 Jatigede di akhir bulan Oktober

Foto Bp. Abdul Ajiz, S.Ag. sedang memimpin kegiatan kerohanian di SMPN 1 Jatigede

Jatigede - Pada hari Jum'at, 31 Oktober 2025, SMPN 1 Jatigede melaksanakan kegiatan pembiasaan kerohanian sebagai bagian dari program penguatan karakter peserta didik. Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan upacara sekolah ini diikuti oleh seluruh siswa, guru, serta tenaga kependidikan dengan penuh khidmat dan antusias.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan pelaksanaan Sholat Dhuha berjamaah, yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan ibadah sunnah sejak dini serta membentuk ketaatan dan kedisiplinan dalam menjalankan perintah agama. Setelah itu, dilanjutkan dengan Tadarus Al-Qur'an, di mana siswa membaca Al-Qur'an secara berurutan dengan penuh ketenangan, sebagai upaya meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur'an sekaligus memperbaiki bacaan.

Selain itu, kegiatan juga diisi dengan kultum (kuliah tujuh menit) yang dibawakan oleh salah satu siswa. Kultum ini menjadi sarana pelatihan mental dan kepercayaan diri bagi siswa untuk tampil sebagai penceramah muda, serta memberikan pesan moral dan motivasi kepada teman-temannya.

Seluruh kegiatan pembiasaan ini dibimbing langsung oleh Bp. Abdul Ajiz, S.Ag., selaku guru Pendidikan Agama Islam dan Bp. Tatang, S.Pd selaku pembina Kesiswaan SMPN 1 Jatigede. Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh karakter religius, disiplin, dan berakhlak mulia pada diri para peserta didik.

Dokumentasi :





KAPOLSEK JATIGEDE MENJADI PEMBINA UPACARA DI SMPN 1 JATIGEDE

 

Foto : Bp. Kapolsek Kecamatan Jatigede sedang menjadi Pembina Upacara Senin pagi 
di SMP Negeri 1 Jatigede

Jatigede - Senin, 20 Oktober 2025 suasana pagi di SMP Negeri 1 Jatigede terasa berbeda dari biasanya. Pada hari ini, sekolah mendapat kunjungan istimewa dari Kapolsek Jatigede, yang hadir untuk memimpin langsung upacara bendera bersama seluruh warga sekolah. Upacara berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat, diikuti oleh seluruh guru, tenaga kependidikan, serta peserta didik dari kelas VII hingga IX.

Kunjungan Kapolsek Jatigede ini merupakan tindak lanjut dari amanat pimpinan Polres Sumedang, bahwa setiap Kapolsek diinstruksikan untuk turun langsung ke sekolah-sekolah di wilayah kecamatannya masing-masing. Tujuannya adalah untuk mempererat kerja sama antara pihak kepolisian dan sekolah dalam membentuk karakter pelajar yang disiplin, bertanggung jawab, dan taat terhadap aturan.

Dalam amanatnya di hadapan seluruh peserta upacara, Kapolsek Jatigede menyampaikan beberapa pesan penting yang berkaitan dengan pembinaan karakter dan kedisiplinan siswa, di antaranya:

1. Menjaga kedisiplinan di sekolah, dengan selalu menaati tata tertib yang berlaku serta menghormati guru dan sesama teman.

2.  Tertib dalam berlalu lintas, yaitu selalu menggunakan helm saat berkendara, tidak kebut-kebutan, serta tidak berkendara dengan cara ugal-ugalan.

3.  Bijak dalam menggunakan media sosial, tidak mudah menyebarkan informasi tanpa verifikasi, serta memanfaatkan teknologi untuk hal-hal positif dan pembelajaran. Kapolsek juga menegaskan agar siswa tidak meniru hal-hal negatif yang viral di media sosial.

4. Menghafalkan dan mengamalkan Janji Siswa, karena dengan menghafalnya akan lebih mudah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

5. Menghafal Pembukaan UUD 1945, agar siswa dapat memahami nilai-nilai dasar dan sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Upacara berlangsung dengan tertib dan penuh antusiasme. Dalam kunjungan tersebut Kepala SMP Negeri 1 Jatigede sedang berada di SMPN 5 Sumedang memberikan suppor kepada para siswa-siswi yang terpilih mewakili lomba bahasa yang pelaksanaannya hari ini di SMPN 5 Sumedang. Meskipun demikian, kepala sekolah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kapolsek Jatigede atas kehadiran serta pesan-pesan berharga yang disampaikan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi SMP Negeri 1 Jatigede semakin sadar akan pentingnya kedisiplinan, keselamatan, dan karakter kebangsaan, sekaligus memperkuat hubungan kemitraan antara sekolah dengan pihak kepolisian dalam membentuk generasi muda yang cerdas, berakhlak, dan berintegritas.


DOKUMENTASI :




















GEBYAR BAHASA INDONESIA TAHUN 2025, TEMA “GENERASI INDONESIA, PENERUS BANGSA, PEWARIS BAHASA IND0NESIA”

 


Jatigede - SMP Negeri 1 Jatigede turut berpartisipasi dalam kegiatan Gebyar Bulan Bahasa Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Panitia Gebyar Bulan Bahasa MGMP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Sumedang dan diikuti oleh seluruh SMP se-Kabupaten Sumedang sebagai bentuk apresiasi dan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia.

Bersama bimbingan dari : Bp. Tatang, S.Pd., Dalam ajang tersebut, SMP Negeri 1 Jatigede mengirimkan beberapa siswa-siswi terbaiknya untuk berkompetisi di berbagai cabang lomba, yaitu:

1.    Malika Agrasia Putri (kelas IX C) – mengikuti Lomba Pidato,

2.    Cahaya Ramashani (kelas IX D) – mengikuti Lomba Deklamasi,

3.    Alfio Muslim Kaffah (kelas IX A)Raka Abima (kelas IX A), dan Genio Putra Ramadana (kelas IX B) – mengikuti Lomba Cerdas Cermat Bahasa Indonesia.

Kegiatan Gebyar Bulan Bahasa tahun ini mengusung tema “Generasi Indonesia, Penerus Bangsa, Pewaris Bahasa Indonesia”, yang bermakna bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab untuk melestarikan, mencintai, dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Bahasa Indonesia.

Acara pembukaan kegiatan ini berlangsung meriah dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Bapak Dr. Eka Ganjar Kurniawan, S.Sos., M.E. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa Bahasa Indonesia bukan hanya diajarkan dalam proses pembelajaran di sekolah, tetapi juga harus dipahami nilai-nilainya sebagai bahasa pemersatu bangsa. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa dengan memahami dan menghayati nilai-nilai Bahasa Indonesia, peserta didik dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air, mempererat persatuan, serta memperkuat karakter kebangsaan.

Gebyar Bulan Bahasa menjadi momentum penting untuk mengingatkan masyarakat tentang peran vital bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan literasi bahasa dan sastra di kalangan pelajar, guru, dan masyarakat luas. Melalui partisipasi dalam kegiatan ini, SMP Negeri 1 Jatigede berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan budaya literasi dan kebahasaan, serta mendorong siswanya untuk berprestasi dan menjadi generasi yang bangga berbahasa Indonesia.

DOKUMENTASI :



















SEMINAR NASIONAL HOW TO BE A GREAT TEACHER

  


Sumedang -  Hari ini Jum’at, 17 Oktober 2025 guru, kepala sekolah tingkat TK, SD, SMP serta pengawas sekolah se kabupaten Sumedang mengikuti seminar nasional yang berjudul How to be a great teacher. SMPN 1 Jatigede juga mengirimkan utusannya yakni 1 KS dan 5 Guru. Bp. Royo Eko Wardoyo, S.Pd. selaku KS bersama 5 guru yakni : Bp. Asep Gumilar, S.Pd., Bp. Dicky Irwan Firmansyah, S.Sn.,Bp. Abdurahman Arrosyid, S.Pd., Bu Iska Widiansyah, S.Pd., dan bu Ai Hernawati, S.Pd. Seminar tersebut memberi semangat agar guru bisa bertransformasi diri menjadi guru hebat (Great Teacher). Menjadi seorang guru hebat jauh melampaui kemampuan mengajar di kelas. Itu adalah perjalanan tranformatif guru yang menuntut komitmen, refleksi diri dan perubahan pola pikir secara radikal.

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam menyukseskan pendidikan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan akan kosong dari materi, esensi, dan substansi. Oleh karena itu, kemampuan guru harus lebih dari sekadar keterampilan mengajar. Guru yang hebat (The Great Teacher) adalah guru yang mampu menjadi sumber inspirasi bagi muridnya. Dengan demikian, kualitas lembaga pendidikan yang unggul pun akan terwujud.

Berikut  adalah 8 pilar yang akan mengubah seorang guru biasa menjadi The Great Teacher (Guru Hebat) yang menginspirasi dan tak terlupakan :

1. In the Zone (Berhenti Menjalani Apa Kata Orang)

Guru hebat tahu bahwa ia tidak bisa memuaskan semua orang. Ia tidak terjebak pada komentar, kritik, atau ekspektasi berlebihan dari luar. Sebaliknya, ia memilih untuk fokus pada panggilan hatinya mendidik dengan sepenuh jiwa.
The Great Teacher menjalani profesinya bukan karena ingin dipuji, tetapi karena sadar bahwa tugasnya adalah membentuk masa depan bangsa. Ia bekerja dari hati, bukan demi penilaian. Saat sudah in the zone, ia mengajar dengan penuh energi, kreativitas, dan keikhlasan, karena ia tahu: ia sedang berada di jalannya sendiri.


2. Jangan Hidup di Masa Lalu

Guru hebat tidak terjebak pada nostalgia masa lalu atau cara lama yang sudah tidak relevan. Ia belajar dari pengalaman, tetapi tidak berhenti di sana. Dunia berubah, siswa berubah, dan guru pun harus terus berubah.
The Great Teacher menjadikan masa lalu sebagai pelajaran, bukan penjara. Ia terus berinovasi, mencoba hal baru, dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman agar pembelajarannya selalu bermakna bagi siswa masa kini.


3. Jangan Menyalahkan Siapapun

Ketika hasil belajar tidak sesuai harapan, guru hebat tidak buru-buru menyalahkan siswa, orang tua, kurikulum, atau lingkungan. Ia mulai dari diri sendiri dengan bertanya, “Apa yang bisa saya perbaiki?”
Sikap ini menunjukkan kedewasaan profesional. The Great Teacher memahami bahwa perubahan besar dimulai dari diri sendiri. Dengan berhenti menyalahkan, ia membuka ruang refleksi dan solusi, bukan keluhan dan pembenaran.


4. Fokus Perbaiki Input

Guru hebat tahu bahwa kualitas hasil belajar (output) sangat tergantung pada apa yang ia masukkan (input) — baik itu bahan ajar, metode, maupun keteladanan.
Ia tidak hanya menuntut siswa untuk lebih baik, tetapi juga memperkaya dirinya dengan membaca, berdiskusi, belajar teknologi pendidikan, dan memperbaiki pendekatan mengajarnya.
The Great Teacher paham bahwa jika ia memperbaiki kualitas dirinya, maka hasil pengajarannya pun akan meningkat.


5. Belajar dari yang Terbaik

Guru hebat tidak merasa paling tahu. Ia rendah hati untuk belajar dari guru lain, pelatih, tokoh inspiratif, bahkan dari siswanya sendiri.
Ia mencari inspirasi dari praktik baik, mengikuti pelatihan, dan terbuka terhadap kritik yang membangun. The Great Teacher sadar bahwa untuk menjadi yang terbaik, ia harus terus belajar dari yang terbaik. Karena hanya guru pembelajar yang bisa melahirkan murid pembelajar.


6. Bekerja Sama dengan yang Terbaik

Guru hebat tidak berjalan sendirian. Ia membangun kolaborasi — dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan komunitas belajar.
Ia tahu bahwa kekuatan sebuah sekolah terletak pada kerja tim, bukan kerja individu.
The Great Teacher menghargai ide, mendukung rekan sejawat, dan menciptakan budaya saling menguatkan. Dengan bekerja sama dengan orang-orang terbaik, ia memperbesar dampak kebaikan bagi sekolah dan siswanya.


7. Komitmen

Guru hebat tidak mudah menyerah. Ia tetap berusaha meski menghadapi siswa yang sulit, sistem yang belum sempurna, atau situasi yang menantang.
Komitmennya bukan hanya pada tugas administratif, tetapi pada panggilan moral dan kemanusiaan: mencerdaskan dan membentuk karakter generasi muda.
The Great Teacher menunjukkan keteguhan hati — tetap konsisten dalam visi, disiplin dalam tindakan, dan sabar dalam proses.


8. Memiliki Alasan yang Sangat Kuat (The Big Why)

Guru hebat memiliki alasan besar mengapa ia memilih menjadi pendidik. Ia sadar bahwa profesi ini bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan untuk mengubah kehidupan orang lain.
The Great Teacher bangun setiap hari dengan semangat karena tahu bahwa setiap pelajaran yang ia sampaikan bisa menyalakan masa depan seseorang.
The Big Why-nya adalah cinta — kepada ilmu, kepada anak-anak, dan kepada masa depan bangsa. Alasan inilah yang membuatnya bertahan, berjuang, dan terus memberi, meski tak selalu mendapat tepuk tangan

Dokumentasi :





Erick Thohir: Terima Kasih Kluivert, Targetkan Timnas ke Piala Dunia 2030

 

Kepala Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert bersalaman dengan Erick Thohir pada konferensi pers di Hotel Mulia, Jakarta, pada Minggu (12/01/2025).

Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, resmi mengumumkan berakhirnya kerja sama antara Patrick Kluivert dan Tim Kepelatihan dengan Timnas Indonesia. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Erick melalui akun media sosial resminya pada Kamis (16/10).

Seperti yang dilansir Kumparan, dalam pernyataannya Erick menyampaikan apresiasi atas dedikasi Kluivert selama hampir satu tahun memimpin skuad Garuda.

“Terima kasih atas kontribusi yang sudah diberikan Coach Patrick Kluivert dan Tim Kepelatihan selama hampir 12 bulan untuk PSSI dan Timnas Indonesia,” tulis Erick di akun media sosialnya‎

‎Erick juga menegaskan bahwa keputusan pemutusan kerja sama ini diambil secara baik-baik dan penuh rasa hormat.

“Dengan penuh rasa hormat, PSSI dan Coach Patrick & Tim Kepelatihan sepakat untuk mengakhiri kerja sama ini,” ujarnya.

Tim kepelatihan Kluivert sedianya terikat kontrak berdurasi dua tahun hingga 2027. Namun, setelah melakukan pembahasan internal, PSSI dan pihak Kluivert sepakat untuk menuntaskan kerja sama lebih awal.

Langkah itu disebut sebagai hasil pertimbangan atas dinamika yang terjadi di lingkungan timnas. Sebelummnya, kekalahan beruntun di ronde keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 sehingga membuat suporter Indonesia mencuatkan desakan agar Kluivert didepak.

‎Selanjutnya, PSSI akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan arah baru Timnas Indonesia. Erick menargetkan tim Garuda bisa menembus peringkat 100 besar dunia dan tampil kompetitif di ajang besar mendatang.

 

Pemain Timnas Arab Saudi Feras Albrikan menyundul bola ke arah gawang Timnas Indonesia pada pertandingan Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (8/10/2025).

“Kita akan melakukan evaluasi dan menentukan target bagi Timnas Indonesia berikutnya untuk bisa masuk ranking 100 besar FIFA, Piala Asia 2027, dan Piala Dunia 2030,” tegas Erick.

Dengan pemecatan Kluivert ini, Timnas Indonesia membutuhkan pelatih baru dengan segera. Karena Skuad ‘Garuda’ punya beberapa agenda penting, di mana agenda terdekat adalah Piala AFF yang digelar pada tahun 2026 mendatang.

 

Sumber berita : https://www.msn.com/id-id/berita/other/erick-thohir-terima-kasih-kluivert-targetkan-timnas-ke-piala-dunia-2030/ar-AA1OzsGN?ocid=socialshare


Berita Kegiatan Pembinaan Kepala Sekolah Wilayah III Kabupaten Sumedang

 

Foto : Kepala Dinas Pendidikan Kab. Sumedang beserta pengurus MKKS Wilayah III Sumedang

Kepala Dinas Pendidikan Tekankan Pentingnya Proses, Tantangan, dan Kepemimpinan yang Dicintai

Sumedang, Rabu 15 Oktober 2025 — Bertempat di SMP Negeri 2 Tanjungkerta, telah dilaksanakan kegiatan Pembinaan Kepala Sekolah Wilayah III Kabupaten Sumedang yang dihadiri oleh 30 Kepala Sekolah (KS) dari berbagai SMP di wilayah tersebut. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Bapak Dr. Eka Ganjar Kurniawan, S.Sos., M.E., yang menyampaikan berbagai arahan dan kebijakan terkini dalam dunia pendidikan, khususnya terkait peningkatan mutu dan profesionalitas kepala sekolah.

Dalam arahannya, Bapak Eka Ganjar menegaskan bahwa tujuan utama sekolah adalah memberikan layanan pendidikan yang adil dan merata bagi seluruh peserta didik. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap sekolah harus melalui proses panjang yang penuh tantangan. Menurutnya, tantangan tidak boleh dihindari, tetapi harus diinventarisasi dan dihadapi dengan kesiapan serta strategi yang matang.

Beliau juga menekankan beberapa poin penting yang perlu menjadi pegangan bagi para kepala sekolah:
a. Siap menghadapi tantangan dalam setiap proses pendidikan.
b. Hambatan pasti ada, seperti keterbatasan sarana prasarana, siswa dengan permasalahan, hingga guru yang kurang disiplin, namun semua harus dihadapi dengan solusi dan semangat.
c. Efort (Usaha) adalah kunci keberhasilan. Setiap kegiatan jangan hanya berhenti pada output, tetapi harus berdampak nyata bagi peserta didik dan sekolah.
d. Kritikan harus dianggap sebagai sarana membangun, bukan sebagai serangan pribadi.
e. Success Order—menjadi pemimpin yang tidak hanya sukses secara kinerja, tetapi juga dicintai oleh bawahannya.

Selain pembinaan tentang kepemimpinan, Bapak Kadis juga menyampaikan beberapa kebijakan terbaru, di antaranya:

  1. SPMB 2025 = PPDB 2024.
    Pada tahun depan, sistem zonasi akan diganti menjadi sistem domisili. Sebelum menentukan daya tampung sekolah, perlu dilakukan analisis jumlah lulusan SD agar dapat memetakan potensi siswa yang akan melanjutkan ke jenjang SMP secara akurat.

  2. Permendiknasmen Nomor 7 Tahun 2025.
    Dalam aturan baru ini, Calon Kepala Sekolah (CKS) yang telah memiliki sertifikat tetap harus mengikuti kembali tes substansi dan diklat dari awal.

Pada sesi diskusi, Kepala SMP Negeri 1 Jatigede, Bapak Royo Eko Wardoyo, mengajukan interupsi dan klarifikasi terkait Kepmendikdasmen Nomor 129 Tahun 2025, yang pada poin 3 menyebutkan bahwa seleksi substansi dan pelatihan bakal calon kepala sekolah yang dilakukan sebelum keputusan ini ditetapkan tetap diakui sebagai bagian dari proses penugasan calon kepala sekolah, sepanjang memenuhi ketentuan dalam keputusan tersebut.

Selain itu, Bapak Eko juga menyampaikan pertanyaan mengenai nasib empat orang Plt Kepala Sekolah yang masa tugasnya berakhir pada bulan Oktober ini. Menanggapi hal tersebut, Bapak Kadis menjelaskan bahwa Plt dapat diperpanjang kembali sebelum mendapatkan penetapan definitif.

Selain isu tersebut, Bapak Eka Ganjar juga menerima pertanyaan mengenai pelaksanaan SPMB di sekolah-sekolah yang berada di wilayah perbatasan antar kabupaten, seperti SMPN Surian (di bawah pimpinan Bapak Isnandar) dan SMPN 3 Jatigede (dipimpin Bapak Tata). Beliau menjelaskan bahwa kondisi ini memang menjadi tantangan tersendiri karena jumlah pendaftar dari wilayah perbatasan semakin menurun dari tahun ke tahun. Untuk mengatasinya, Bapak Eka menyarankan agar diadakan dialog dan koordinasi dengan sekolah-sekolah terdekat di kabupaten lain, guna mencari solusi bersama terkait penerimaan siswa baru.

Sementara itu, terkait permasalahan status tanah sekolah yang masih merupakan tanah desaBapak Eka Ganjar menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan akan berupaya membantu proses kepemilikan tanah tersebut agar bisa menjadi aset resmi sekolah. 

Kegiatan pembinaan ini berlangsung dengan penuh semangat, dialog terbuka, dan suasana kekeluargaan. Para kepala sekolah mendapatkan banyak pencerahan tentang arah kebijakan pendidikan Kabupaten Sumedang ke depan, serta motivasi untuk terus menjadi pemimpin pendidikan yang berkarakter, tangguh, dan berdampak positif bagi sekolahnya masing-masing.

Dokumentasi :