Tugu Binokasih Sumedang

Tugu Binokasih Sumedang adalah sebuah monumen selamat datang ke Kota Sumedang dari arah Bandung.

Daerah lingkungan Monumen Tugu Taman Endog

Ini merupakan daerah Taman Endog bagian Jembatan Pasifik

Masjid Agung Sumedang

Penampakan bagian atap Masjid Agung Sumedang.

Bendungan Jatigede Sumedang

Ini adalah penampakan bagian Bendungan Jatigede Sumedang.

Jans Park Sumedang

Salah satu bagian dari Jatinangor Park Nasional Sumedang.

Komentar Bojan Hodak setelah Persib Mengandaskan Semen Padang



Sumedang  - Persib Bandung memperlebar jarak dengan Dewa United setelah berhasil mengalahkan Semen Padang dalam pertandingan pekan 27 Liga 1 musim 2024/25.

Seperti yang dilansir RCOM, Maung Bandung mengalahkan Semen Padang dengan skor 1-4 dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion H Agus Salim, Padang, Senin malam, 10 Maret 2025.

Persib meraih kemenangan setelah tertinggal 1-0 di babak pertama usai striker Semen Padang, Bruno Gomes mencetak gol lewat penalti di menit 37.

"Di babak pertama, kami bermain tak cukup bagus. Kami melewatkan beberapa kesempatan untuk mencetak gol. Gol terjadi, tapi tidak disahkan dan kami membuat mereka mencetak gol dari penalti," kata Bojan Hodak dikutip dari laman Persib

"Di babak kedua kami bermain jauh lebih baik. Saya pun tahu, Semen Padang kehilangan sejumlah pemai

"Jadi, kami berharap mereka mengalami penurunan karena pertahanan mereka adalah pemain-pemain baru."

"Lalu, kami tidak lagi melewatkan peluang dan saya pikir, kami layak mendapat kemenangan ini. Kami adalah tim yang bermain lebih baik di pertandingan ini," ujar Bojan Hodak.

Persib akan melakoni pertandingan selanjutnya pada 11 April 2025 mendatang, menghadapi tuan rumah Borneo FC Samarinda.***

Di babak kedua, Persib bangkit dengan mencetak dua gol cepat pada menit 63 melalui Tyronne del Pino dan Adam Alis di menit 65.

Beckham Putra Nugraha kembali menunjukkan kualitas dengan mencetak dua gol untuk melengkapi kemenangan Persib 1-4 atas Semen Padang. Pelatih Persib, Bojan Hodak mengatakan, babak pertama tidak berjalan sesuai rencana, dan para pemain terlihat nervous. 

Fiersa Besari Ceritakan Kronologi Kejadian Tragedi di Gunung Carstensz

 


Jakarta - Pendakian musisi Fiersa Besari ke Gunung Carstensz di Timika, Papua Tengah, berakhir duka karena ada dua pendaki meninggal dunia.

Seperti yang dilansir kompas.tv, dua pendaki itu, yaitu Lilie Wijayanti Poegiono atau dikenal Mamak Pendaki dan Elsa Laksono, yang meninggal karena hipotermia pada Sabtu (1/3/2025).

Fiersa Besari akhirnya buka suara pada Senin (3/3/2025), lewat akun Instagram-nya, soal pendakian itu.

“Untuk kronologi, saya rasa tidak perlu banyak menjelaskan, karena sudah banyak sumber berita kredibel yang memberikan informasi. Adapun, jika boleh melengkapi informasi, saya tergabung dalam tim yang terdiri dari tiga orang. Sementara Bu Lilie dan Bu Elsa tergabung dalam tim yang terdiri dari empat orang (beda tour operator)," tulis Fiersa.

Mereka berangkat dari Bandara Moses Kalingin Timika menuju basecamp Yellow Valley atau Lembah kuning pada Rabu, 26 Februari 2025, menggunakan helikopter. Elsa dan Lilie berangkat satu helikopter dengan Saroni dan Lody Hidayanto pukul 07.16 WIT. Lalu, Fiersa bersama Furki Rahmi Syahroni dan Indira Alaika berangkat naik helikopter pukul 07.34.

Selama dua hari hingga Kamis, 27 Februari 2025, para pendaki melakukan aklimatisasi.

"Kemudian, mereka mulai menuju puncak pada Jumat, 28 Februari 2025 “Kami ditemani para pemandu. Selain kami dan para tamu WNA, hari itu (28 Februari 2025) ada juga tamu dari pihak Balai Taman Nasional yang turut mendaki,” tambah Fiersa.

Pendakian ke puncak pun dilakukan dan turun dari puncak pada hari yang sama. Namun, ternyata tak semua rombongan dapat turun dari puncak dengan mulus karena kendala cuaca buruk.

Fiersa mengaku baru mengetahui tragedi yang menimpa Lilie dan Elsa setelah turun dari puncak dan tiba di basecamp Yellow Valley (YV).

Fiersa tiba di Yellow Valley pada 28 Februari 2025 pukul 22.48 WIT dan mendapat kabar kondisi pendaki lainnya pada 1 Maret 2025 sekitar pukul 04.00 WIT.

Saat itu, ia langsung merasa syok dan sedih.

“Rangkaian tragedi yang menimpa Bu Lilie dan Bu Elsa, juga tiga korban lainnya yang saat itu masih terjebak di area tebing, baru saya dan Furky Syahroni ketahui setelah kami tiba di basecamp YV,” tulis Fiersa lagi.

Ketiga korban selamat juga sempat mengalami hipotermia karena cuaca buruk yaitu Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, dan Saroni.

 “Kaget dan sedih, tetapi bersama orang-orang di YV, kami mengontak korban yang terjebak menggunakan HT agar mereka tetap merespons. Akhirnya, mereka berhasil dijemput oleh para relawan—baik lokal maupun internasional—pada 1 Maret 2025. Alhamdulillah, ketiganya selamat meski sempat dalam kondisi kritis,” lanjutnya.